GALAMEDIA - Mantan Menteri Perekonomian, Rizal Ramli kembali menyoroti perihal sejumlah kebijakan yang diambil Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati.
Kekesalan Rizal Ramli itu bermula saat Sri Mulyani kembali meminta Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk membantu banyak negara termasuk Indonesia dalam mengelola beban utang agar efektif.
Rizal Ramli menyebut bahwa akan berbahaya jika mengundang IMF untuk mengurusi beban utang negara.
Untuk itu, Rizal Ramli membeberkan akibat dari pengambilan kebijakan Sri Mulyani tersebut adalah anjloknya nilai rupiah hingga kehancuran ekonomi Indonesia.
Baca Juga: Tidak Dianjurkan, Jangan Membaca Surat Pendek saat Shalat Subuh, Kenapa?
"Menkeu Terbalik SMI (Sri Mulyani Indrawati), belajar dulu deh. Bahaya undang IMF untuk urus utang," kata Rizal Ramli dilansir Galamedia dari akun Twitter @RamliRizal pada Sabtu, 17 April 2021.
"Rupiah bakal anjlok, ekonomi hancur, utang swasta jadi utang pemerintah. Bisa lebih cerdas gak sih?," sambungnya.
Menkeu Terbalik SMI, belajar dulu deh bahaya undang IMF utk urus utang????. Rupiah bakal anjlok, ekonomi hancur, utang swasta jadi utang pemerntah. Bisa lebih cerdas ndak sih?????
"IMF Malpractice"
By Rizal Ramli, Wall Street Journalhttps://t.co/DkR3Jcfkqphttps://t.co/bgQgmEIu8L— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) April 17, 2021
Bahkan Rizal Ramli pun secara terang-terangan menyebut Sri Mulyana Sales Promotion Girl (SPG) dari Bank Dunia dan IMF.
Tidak hanay itu, ia juga sudah berpandangan bahwa ekonomi Indonesia akan semakin hancur seperti resesi ekonomi pada tahun 1998.
"Dasar SPG Bank Dunia atau IMF. Undang IMF lagi, ekonomi Indonesia akan semakin hancur seperti 1998," ungkapnya.
Baca Juga: Polisi Bubarkan Aksi Balapan Liar di Margaasih, Puluhan Pemuda Kocar Kacir
Lebih lanjut, Rizal Ramli pun mengaku bahwa dirinya sempat berkomunikasi dengan Kwik Kian Gie melalui Whatsapp untuk membahas persoalan tersebut.
Menurut ke dua tokoh perekonomian tersebut menilai bahwa Jokowi ternyata tidak berani untuk mereshuffle Sri Mulyani dari Menteri Keuangan.
Dirinya juga menceritakan soal pengalaman Kwik Kian Gie ketika masih menjadi menteri dan Sri Mulyani yang saat itu menjadi Dewan Ekonomi Nasional (DEN).
"Wa-an dengan Kwik. Dia bilang Jokowi gak berani dengan SMI walaupun prestasi payah, tax ratio terendah dan ngutang ugal-ugalan," katanya.
Baca Juga: Soroti Pernyataan Ustadz Yusuf Mansur Soal Orang Miskin Kurang Ibadah, Gus Sahal: Jelas Keliru!
"Ketika Kwik jadi Menko, SMI anggota DEN. Setiap habis rapat menteri dan DEN, sejam kemudian kepala perwakilan dari IMF dan Bank Dunia telpon KKG marah-marah. SMI jadi intel Bank Dunia, lapor-lapor," terangnya.
WA-an dgn Kwik. Dia bilang JKW ndak berani dgn SMI walaupun prestasi payah, tax ratio terendah, ngutang ugal2-an. Ketika Kwik jadi Menko, SMI anggota DEN: setiap habis rapat Mentri dan DEN, sejam kemudian kepala perwakilan IMF/Bank Dunia tlp KKG marah2, SMI jadi intelWB, lapor2— Dr. Rizal Ramli (@RamliRizal) April 17, 2021
Sebelumnya, alasan Sri Mulyani meminta hal tersebut karena Indonesia membutuhkan pengawasan dan bimbingan dari Bank Dunia dan IMF terkait utang.
"Kami membutuhkan pengawasan dan bimbingan yang lebih besar dari Bank Dunia dan IMF untuk mengatasi masalah utang dan mengurangi tekanan yang meningkat," ujar Sri Mulyani.***