Selain menewaskan Dr. Ayman dan keluarganya, bom yang dijatuhkan Israel itu juga menewaskan sedikitnya 33 warga sipil dan membuat relawan bekerja di tengah puing-puing gedung apartemen untuk menemukan korban yang masih selamat.
Baca Juga: Profil Raffi Zimah, Putra Rita Sugiarto yang Ditangkap Polisi Diduga Terkait Narkoba
Dr Osaid Alser, mantan mahasiswa Al-Ouf yang juga rekannya di rumah sakit Al-Shifa mengatakan Palestina mengalami kerugian besar akibat tewasnya Dr Ayman Abu Al-Ouf.
"Ini mengejutkan saya dan seluruh komunitas medis. Dia adalah salah satu dokter penyakit dalam paling senior di Gaza. Itu berarti kerugian besar bagi komunitas medis," katanya dilansir Galamedia dari Al Jazeera.
Diwaktu yang sama, Dr. Mooein Ahmad al-Aloul, seorang ahli saraf psikiatri berusia 66 tahun, juga tewas di rumahnya selama serangan al-Wehda. Saudaranya, Mazen al-Aloul telah mengumumkan mengenai kematiannya.
Putri Dr Al-Aloul. Aya juga mengatakan serangan dilakukan tiba-tiba dan tanpa peringatan menyasar rumah mereka."Tanpa peringatan, mereka mengebom rumah kami," kata Aya.
Baca Juga: Presiden Buka Suara Terkait TWK, Novel Baswedan: Pak Jokowi Bebaskan Kami dari Tuduhan
Tercatat, sedikitnya 192 warga Palestina di Gaza tewas sejak pemboman Israel dimulai, termasuk 58 anak-anak, serta ratusan lainnya luka-luka.
Rumah sakit Al-Shifa adalah rumah sakit terbesar dan terlengkap di Gaza yang menyediakan hampir 70 persen layanan medis publik di Gaza dan hampir 90 persen layanan medis darurat.
Namun, Israel berusaha menutup akses dengan melakukan serangan dengan melakukan pengeboman jalan utama menuju rumah sakit Al-Shifa.