Jangan Lagi Memakai Masker Kain! Ternyata Begini Risikonya

- 21 Juni 2021, 22:03 WIB
Ilustrasi. Pakar vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe ungkap alasan pemakaian masker kain tiga lapis tidak dianjurkan.
Ilustrasi. Pakar vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe ungkap alasan pemakaian masker kain tiga lapis tidak dianjurkan. /Pixabay

GALAMEDIA - Sejak pandemi Covid-19 melanda, masker menjadi barang yang wajib dikenakan. Kreasi warga Indonesia pun muncul dengan membuat beragam masker.

Sejak awal pandemi, sempat muncul masker scuba, yakni masker kain satu lapis. Penggunaannya dianggap tak efektif.

Belakangan, masker kain tiga lapis pun disarankan untuk tak lagi digunakan. Kecuali bila Anda melapisinya dengan masker bedah agar bisa lebih terlindung.

Hal itu disampaikan vaksinolog dan spesialis penyakit dalam dr. Dirga Sakti Rambe.

Baca Juga: Kinerja Polri Dinilai Makin Memuaskan, Survei: Opini Publik Relatif Positif

"Masker kain sudah tidak dianjurkan, lagipula masker bedah sudah banyak tersedia dan harganya terjangkau, gunakan hanya masker berkualitas," terang Dirga dalam webinar kesehatan, dikutip dari Antara, Senin, 21 Juni 2021.

Dirga mengatakan, penggunaan masker sangat penting dalam mencegah penularan dalam protokol kesehatan 3M.

Yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak. Masker medis terbukti masih paling efektif jika digunakan dengan tepat.

"Saya menyarankan untuk mengganti masker maksimal 6 jam, atau ganti segera setelah masker sudah basah atau kotor," tambahnya.

Hati-hati pula saat membuka masker di tempat umum, pastikan hanya membuka masker untuk alasan penting seperti makan dan minum, juga praktikkan cara yang benar.

Baca Juga: Gus Umar Ditawari Jabatan Staf Khusus Menteri, Ini Respons Politisi PDIP

Lepas tali elastis dari telinga, jauhkan masker dari pakaian dan wajah untuk menghindari permukaan masker yang bisa saja terkontaminasi.

Buang di tempat sampah, kemudian bersihkan tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih berbahan alkohol.

Pemerintah Indonesia terus menggencarkan percepatan program vaksinasi nasional sebagai upaya melindungi masyarakat.

Pemerintah menargetkan pemberian vaksinasi kepada 181,5 juta penduduk atau 70 persen dari total populasi untuk mencapai kekebalan komunal.

Baca Juga: Mulai Besok PPKM Mikro se-Indonesia Diperketat, Kegiatan di Tempat Ibadah Zona Merah Dibatasi

Meski demikian, dalam menangani pandemi Covid-19, masyarakat tidak boleh hanya mengandalkan satu proteksi kesehatan saja, perlindungan dari luar dengan penerapan protokol kesehatan pun penting untuk terus digalakkan.

"Saat ini, persentase penduduk Indonesia yang telah divaksin 1 kali sebesar 11 persen dan vaksinasi lengkap sebesar 6,3 persen," ungkap Dirga.

"Angka tersebut masih terbilang kecil dari total populasi Indonesia saat ini. Apalagi, saat ini kita dihadapkan pada ancaman berupa mutasi virus baru yang mulai ditemukan di tanah air," lanjutnya.

Baca Juga: Makin Ganas! Kasus Covid-19 RI Melonjak, Per 21 Juni 2021 Bertambah 14.536 Orang, Kematian 294 Jiwa

Dia melanjutkan, kewaspadaan perlu semakin ditingkatkan karena kehadiran vaksin memang menjadi langkah pencegahan yang penting diambil untuk membentuk kekebalan komunal, namun tidak ada langkah pencegahan yang 100 persen efektif.

"Memadukan perlindungan dari dalam dan luar menjadi upaya yang bisa kita lakukan bersama, untuk mengurangi risiko terpapar atau tertular virus," pungkas Dirga.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah