Guru Besar UIN Sebut Pejabat Indonesia Tak Beretika hingga Soroti 20 TKA China: Lemah Sekali Etikanya  

- 8 Juli 2021, 20:56 WIB
Prof. Azyumardi Azra.
Prof. Azyumardi Azra. /twitter/

 

 

GALAMEDIA – Webinar nasional bertajuk ‘Etika Politik di Tengah Pandemi’ yang diselenggarakan Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur pada Kamis, 8 Juli 2021 turut mengundang Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah, Azyumardi Azra.

Dalam kesempatan kali itu, Azyumardi menyoroti masuknya 20 tenaga kerja asing (TKA) asal China ke Indonesia di tengah kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Dia mengkritik, pejabat yang menyampaikan masuknya TKA China itu untuk bekerja di proyek strategis nasional tidak memiliki rasa malu.

“Nah, para pejabat itu tanpa malu mengatakan ya mereka ini bekerja di proyek strategi nasional,” katanya dilansir melalui berbagai sumber.

Baca Juga: RI Negara Berpenghasilan Menengah Bawah, Rocky Gerung: Bank Dunia Tau Jokowi Cuma Lip Service  

Dia sendiri mengaku tidak mengerti apa yang tengah dikerjakan oleh TKA asal China di Indonesia. Sebab, Azyumardi menilai, pekerja tersebut rata-rata adalah pekerja kasar.

Bahkan pekerjaan mereka, menurutnya, hanya menggali tanah, mengelas, atau memasang mesin saja.

“Saya nggak ngerti proyek strategis nasional apa, paling kerjanya itu cuma menggali-gali tanah atau mengelas-ngelas atau memasang mesin yang saya tahu, mereka itu umumnya adalah blue collar, jadi pekerja-pekerja kasar yang kerah bajunya itu biru, bukan expert atau white collar bukan kerah putih yang memang spesialis,” jelasnya.

Sehingga ia lantas mempertanyakan proyek strategis nasional apa yang dikerjakan oleh mereka.

Baca Juga: Ancaman Mundur Intai Jokowi, Gerak-gerik Para Menteri Mulai Tercium, Dosen Esa Unggul: Mirip Zaman Soeharto!

“Saya menemukan WNA China yang bekerja di Morowali di berbagai tempat itu menggali lubang, menggali saluran seperti yang ada di Halim untuk proyek kereta api cepat. Jadi itu yang misalnya yang antara lain misalnya yang mencerminkan tidak adanya etika di antara pejabat itu dengan enak mengatakan mereka datang karena menyelenggarakan proyek strategis nasional. Strategis nasional apa,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Guru Besar ini menyoroti pejabat negara lain yang mengundurkan diri akibat gagal menanangi Covid-19.

“Kemarin itu ada beredar misalnya di beberapa negara ada pejabat-pejabat tinggi yang merasa gagal menangani pandemi mundur diri, minta maaf dan mengundurkan diri,” paparnya.

Sementara itu, kata dia, berbeda dengan pejabat Indonesia. Pejabat Indonesia tidak ada yang meminta maaf maupun mengundurkan diri.

Baca Juga: Para Selebriti Terjerat Narkoba Pasti Dipertontonkan ke Publik, Gus Umar: Kenapa Nia dan Ardi Tidak?

“Terus ada kritik pejabat-pejabat kita ini tidak ada etika sama sekali. Jangan kan mundur, minta maaf aja tidak ada. Tidak berhasil mengendalikan pandemi, meminta maaf saja tidak ada merasa tidak bersalah apa-apa, gitu kan,” katanya lagi.

Sehingga Azyumardi menyimpulkan lemahnya etika pejabat negara di Tanah Air.

“Jadi tidak ada, lemah sekali etikanya, melakukan pelanggaran, menimbulkan kesengsaraan ke Indonesia, tidak ada merasa tidak bersalah,” pungkasnya. ***

 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x