Dalam Sepekan, Tiga Menteri Jokowi Berhasil Ciptakan Blunder Hingga Jadi Bulan-bulanan Netizen

- 17 Juli 2021, 17:39 WIB
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Instagram.com/menkomarves /
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan./Instagram.com/menkomarves / /

GALAMEDIA - Di tengah lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia sekarang-sekarang ini, aksi menteri-menteri Presiden Joko Widodo (Jokowi) justru berhasil menarik perhatian publik.

Setidaknya ada tiga menteri dalam kabinet Jokowi yang dalam sepekan ini berhasil menarik perhatian dengan pernyataan-pernyataannya yang blunder.

Imbasnya, di tengah tekanan politik terhadap pemerintahan Presiden Jokowi yang kain kuat lantaran dianggap gagal mengatasi Covid-19, aksi menteri-menterinya justru semakin memperburuk keadaan.

Pertama pernyataan Menko Marves yang juga didapuk Koordinator PPKM Darurat, Luhut Binsar Pandjaitan soal kondisi Covid-19 di Tanah Air.

Semula dalam pernyataanya Luhut menyebut bahwa Corona di Indonesia terkendali, namun selang beberapa hari hal sebaliknya justru diungkapkan Luhut.

Baca Juga: Bahas Soal PPKM Darurat Sebut Komunikasi Buruk Kambuh Lagi, Syarief Hasan: Jokowi Harus Lakukan Evaluasi

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadaannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya. Nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," demikian ujar Luhut dalam konferensi pers daring pada Senin, 12 Juli 2021.

Tak lama berselang, Luhut justru mengatakan bahwa Covid-19 varian Delta tidak dapat dikendalikan.

"Saya mohon kita semua paham dari varian delta ini varian yang tidak bisa dikendalikan," ujar Luhut saat konferensi pers Kamis, 15 Juli 2021.

Sontak pernyataan Luhut mengundang netizen atau warganet di media sosial naik pitam. Kritik terhadap menteri yang sudah dua kali dipercaya Jokowi memimpin penanganan Covid-19 itu terus menyeruak.

Akibatnya nama Luhut menjadi 'bulan-bulanan' dan puncaki trending topic di Twitter Indonesia.

Kedua, Menko Polhukam Mahfud MD berhadil memantik kritik netizen lantaran cuitannya di Twitter yang membahas soal sinetron Ikatan Cinta.

Sebagian publik menilai bahwa ungkapan Mahfud MD menunjukkan sikap yang tidak berempati, padahal sebagian besar masyarakat sedang alami kesulitan imbas penerapan PPKM Darurat.

Baca Juga: UPDATE CORONA Indonesia Sabtu 17 Juli 2021: Tambahan Kasus 51.952 Kasus, Kematian 1.092 Jiwa

Mahfud dalam cuitannya mengkritisi soal alur cerita dalam sinetron Ikatan Cinta yang tidak sesuai dengan hukum pidana yang sebenarnya.

"PPKM memberi kesempatan kpd sy nonton serial sinetron Ikatan Cinta. Asyik jg sih, meski agak muter-muter. Tp pemahaman hukum penulis cerita kurang pas. Sarah yg mengaku dan minta dihukum krn membunuh Roy langsung ditahan. Padahal pengakuan dlm hukum pidana itu bkn bukti yg kuat," begitu cuitan Mahfud MD Kamis, 15 Juli 2021.

"Pembunuh Roy adl Elsa. Sarah, ibu Elsa, mengaku sbg pembunuhnya dan minta dihukum demi melindungi Elsa. Lah, dlm hukum pidana tak sembarang org mengaku lalu ditahan. Kalau bgt nanti bnyk org berbuat jahat lalu menyuruh (membayar) org utk mengaku shg pelaku yg sebenarnya bebas," sambung Mahfud.

Politikus hingga artis ramai-ramai menyoroti cuitan eks Ketua MK itu.

Penyanyi Fiersa Besari misalnya, merespons cuitan Mahfud dengan nada satire. Ia menyebut bahwa penonton tidak peduli dan hanya ingin sejenak melarikan diri dari kenyataan bahwa negeri yang ditinggali tak seindah dongeng.

"Sebetulnya, Star Wars dan Avengers juga nggak masuk akal. Tapi kenapa orang-orang masih nonton? Karena penonton cuma ingin sejenak melarikan diri dari kenyataan bahwa negeri yang mereka tinggali tak seindah dongeng. Karena mungkin pejabatnya terlalu sibuk nonton sinetron," kata Fiersa Besari di akun Twitternya Jumat, 16 Juli 2021.

Baca Juga: Covid-19 Semakin Parah, Tagar #SalahLangkahPPKM Darurat Menjadi Trending Topic: Ingin Ada Peraturan Berakal

Yang terbaru, pernyataan Menko PMK, Muhadjir Effendy yang menyebut soal 'darurat militer' dalam situasi Covid-19 saat ini.

Muhadjir mengatakan Indonesia kini tengah berada dalam situasi darurat militer dalam penanganan pandemi Covid-19. Ia mengatakan demikian karena melawan virus corona seperti memerangi musuh tak kasat mata.

"Sebetulnya pemerintah saat ini walaupun tidak di-declare, kita ini kan dalam keadaan darurat militer," kata Muhadjir di Hotel University Club (UC) UGM, Sleman, DIY, Jumat, 16 Juli 2021 kemarin.

Penggunaan istilah darurat militer lantas panen kritik dari berbagai pihak karena dinilai tidak sesuai.

Pengamat Hukum dari Universitas Andalas, Feri Amsari misalnya, ia mengkritik pernyataan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy tersebut.

Menurutnya, penggunaan istilah tersebut tidak tepat karena karena menggunakan pendekatan yang berbeda dengan yang dibutuhkan dalam mengatasi pandemi Covid-19.

Baca Juga: Link Live Streaming Buku Harian Seorang Istri 17 Juli 2021: Arman Berhasil Balas Dendam, Dewa Marah Besar!

"Tidak benar itu, karena pendekatannya sangat berbeda," kata Feri Sabtu, 17 Juli 2021.

Dia mengatakan bahwa penggunaan diksi militer sangat berbahaya karena akan mengartikan seluruh kondisi dan keadaan yang terjadi saat ini akan dikendalikan oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI).

"Kalau dinyatakan darurat militer nanti seluruh kondisi dan keadaan dikendalikan TNI," ujarnya.

Menyuruh polemik pernyataan Muhadjir, Menko Polhukam Mahfud MD juga turut buka suara.

Mahfud MD mengatakan bahwa darurat militer yang dimaksud Muhadjir bukan dalam arti stipulasi hukum, tapi saat ini Indonesia tengah mengalami kedaruratan kesehatan. Sehingga militer ikut turun tangan mengatasi kedaruratan itu.

Selain itu kata dia, ada beberapa keadaan darurat dalam konteks hukum misalnya darurat sipil manakala terjadi peristiwa yang menimbulkan lumpuhnya pemerintahan.

Sementara dalam konteks yang diucapkan Muhadjir adalah hal yang berbeda. Sehingga kata Mahfud, pernyataan Muhadjir tidak menyalahi UU yang ada.

"Jadi yang dimaksud Pak Muhajir itu adalah diikutsertakannya militer dalam mengatasi darurat kesehatan. Itu sudah sesuai dengan UU TNI," katanya.

Hingga berita ini dibuat, istilah 'Darurat Militer' masih menjadi trending topic di Twitter.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah