Dalam kesempatan yang sama, Terawan juga mengaku dirinya sangat senang karena RSPAD Gatot Soebroto sebagai Rumah Sakit kepresidenan mampu menunjukkan jati diri dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Terutama kata Terawan, dalam membuat Vaksin Nusantara atau dendritic cell vaccine immunotherapy.
Baca Juga: Cek Nama Anda di corona.jakarta.go.id, BST DKI Jakarta Rp 600 Ribu Cair, Simak Syarat dan Caranya
Terlepas dari klaim yang diungkapkan Terawan, lantas apa yang membedakan Vaksin Nusantara dengan vaksin-vaksin yang sudah digunakan di Indonesia selama ini?.
Seperti diketahui, beberapa produk vaksin sudah digunakan Indonesia sejak program vaksinasi dimulai, mulai dari Sinovac hingga AstraZeneca.
Jika merujuk pernyataan Guru Besar Universitas Airlangga (Unair) Chairul Anwar Nidom beberapa waktu yang lalu, Vaksin Nusantara memang memiliki perbedaan dengan vaksin lainnya.
"Bedanya terletak pada motor aktivitasnya," kata dia pada Februari 2021 yang lalu.
Baca Juga: Resep Asinan Buah yang Sedap dan Menyegarkan, Cocok Disantap saat Idul Adha Bersama Keluarga
Nidom membeberkan bahwa vaksin pada umumnya disuntikan kepada seseorang dengan antigen (virus inaktif atau subunit protein). Kemudian tubuh akan membentuk antibodi.
Hal itu serupa yang terjadi dalam vaksin Sinovac yang digunakan di Indonesia atau vaksin sejenis lainnya.