Sebut PPKM Bukan Strategi Utama, Begini Saran dari Epidemilog kepada Pemerintah

- 1 Agustus 2021, 19:12 WIB
Ilustrasi.  Pemerintah disarankan fokus mengejar target 3T (testing, tracing dan treatment), 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan) dan capaian vaksinasi Covid-19.
Ilustrasi. Pemerintah disarankan fokus mengejar target 3T (testing, tracing dan treatment), 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan) dan capaian vaksinasi Covid-19. /Laksmi Sri Sundari/Galamedia/

 
GALAMEDIA - Hasil analisa epidemilog Dicky Budiman sepanjang Juli 2021 merilis sebuah kabar gembira pada masa pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 4 di Indonesia.

Dalam analiasnya dari kasus terkonfirmasi per 1 juta dari 3 Juli itu 85,07/1 juta, Sedangkan untuk data per 30 Juli, 151,44 kasus terinfeksi per 1 juta.

Selanjutnya, angka reproduksi dari 3 Juli itu Indonesia di 1,36, sedangkan per 30 Juli 1,05. Dikatakan Dicky, data tersebut menunjukan ada penurunan, namun tidak selaras dengan tes positivity rate.

Kemudian, angka kematian per 1 juta itu 1,72/1.000.000 pada 3 Juli sedangkan pada 30 Juli 6,12/1.000.000.

“Jadi ada peningkatan, case fatality rate itu dari 3,44% pada 3 Juli menjadi 3,5% pada 30 Juli 2021. Jadi ada peningkatan, sedangkan tes yang dilakukan untuk menemukan 1 kasus terkonfirmasi ada sedikit penurunan dari 3 Juli itu 4,1 testing untuk 1 kasus terkonfirmasi dan pada akhir Juli di 3,8 untuk 1 kasus. Sedangkan fatality rate dari 24,1% meningkat akhir Juli menjadi 26,5%,” ujar peneliti daro Centre for Environmental and Population Health Griffith University, Australia, Minggu, 1 Agustus 2021.

Baca Juga: Soal Gelombang Panas di Indonesia, Begini Penjelasan BMKG

Disebutkan, semuanya masih jauh sekali di atas 5% yang artinya menandakan pandemi belum terkendali dengan baik.

Meski begitu, ia mengapresiasi untuk peningkatan program vaksinasi. Pasalnya, ada peningkatan penerima dosis lengkap, yakni sebelumnya 5,1% menjadi 7,19%.

“Ini suatu kabar baik, di tengah indikator-indikator kunci masih tinggi termasuk angka kematian,” ucapnya.

Terkait PPKM, ia mengatakan, apabila pemerintah memutuskan memperpanjang kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 dan 4, maka harus ada dukungan finansial untuk masyarakat rawan.

“Sebetulnya kalau PPKM level 3 dan 4 mau diteruskan itu, ada tidak resourcing untuk mendukung masyarakat rawan seperti insentif sosial ekonomi. Ini penting untuk keberhasilan,” katanya.

Baca Juga: Covid-19 Masih Menggila, Guru Besar Ilmu Fisika Teori: Butuh Pemimpinan yang Sadar Akan Sains

Menurutnya, apabila pemerintah tidak menyiapkan anggaran tersebut, maka jangan memaksakan untuk memperpanjang PPKM level 3 dan 4. Pasalnya, PPKM hanya bersifat sebagai strategi penguat, bukan strategi utama.

Dicky menyarankan, sebaiknya pemerintah fokus mengejar target 3T (testing, tracing dan treatment), 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan) dan capaian vaksinasi Covid-19.***

 

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x