WHO Percepat Temukan Asal Covid-19, Tedros Adhanom Ghebreyesus Serukan Pemerintah Tak Politisasi Pandemi

- 13 Agustus 2021, 11:15 WIB
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. /WHO

WHO mengharapkan kelanjutan dari misi sebelumnya ke China untuk SARS-CoV-2, serta misi lain yang mempelajari asal-usul, misalnya, SARS-CoV, MERS-CoV, flu burung, Lassa dan Ebola.

Panggilan terbuka ini bertujuan untuk memastikan bahwa berbagai keterampilan dan keahlian ilmiah diidentifikasi untuk memberi saran kepada WHO tentang studi yang diperlukan untuk mengidentifikasi asal-usul patogen potensial pandemi yang muncul atau muncul kembali di masa depan.

China dan sejumlah Negara Anggota lainnya telah menulis surat kepada WHO mengenai dasar untuk studi lebih lanjut dari "hipotesis laboratorium" SARS-CoV-2. Mereka juga menyarankan studi asal telah dipolitisasi, atau bahwa WHO telah bertindak karena tekanan politik.

Pada tinjauan laporan studi fase satu, WHO menetapkan bahwa tidak ada bukti ilmiah yang cukup untuk mengesampingkan hipotesis apa pun. Secara khusus, untuk mengatasi “hipotesis lab”, penting untuk memiliki akses ke semua data dan mempertimbangkan praktik terbaik ilmiah dan melihat mekanisme yang sudah dimiliki WHO. WHO hanya fokus pada sains, memberikan solusi dan membangun solidaritas.

Cacar adalah satu-satunya virus manusia yang pernah diberantas. Ada dua negara di dunia yang menyimpan stok cacar di laboratorium yang aman: Rusia dan AS.

Pemeriksaan oleh tim biosafety WHO dari laboratorium cacar VECTOR dan CDC terjadi setiap dua tahun, terakhir pada Jan-Feb 2019 (VECTOR) dan Mei 2019 (CDC). Sebuah laporan kemudian diberikan kepada Majelis Kesehatan Dunia dan laporan inspeksi dipublikasikan di situs web WHO.

 Baca Juga: Presiden Jokowi Pamerkan Kemiskinan Rakyat kepada Dunia, Aktivis: Betapa Miskinnya Rakyatmu

Menganalisis dan meningkatkan keselamatan dan protokol lab di semua laboratorium di seluruh dunia, termasuk di China, penting untuk keselamatan dan keamanan bersama kita.

"Mencari asal-usul virus baru adalah tugas ilmiah yang sangat sulit yang membutuhkan waktu," katanya.

WHO berkomitmen untuk mengikuti sains, dan kami meminta semua pemerintah untuk mengesampingkan perbedaan dan bekerja sama untuk menyediakan semua data dan akses yang diperlukan sehingga rangkaian studi berikutnya dapat dimulai sesegera mungkin.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah