SBY Dilukis Bak Pinokio, Pengejaran Pembuat Mural 'Jokowi 404: Not Found' Disebut Kemunduran Demokrasi

- 15 Agustus 2021, 13:12 WIB
Politisi Partai Demokrat Yan Harahap.
Politisi Partai Demokrat Yan Harahap. //Instagram.com/@yanharahap//

GALAMEDIA - Indonesia baru saja dibuat heboh dengan kemunculan mural 'Jokowi 404: Not Found'  di Tangerang.

Kemunculan mural ini dinilai sebagai bentuk ekspresi kekecewaan warga atas kinerja pemerintah saat ini. Namun belakangan, kritik tadi menuai polemik.

Alih-alih dinilai sebagai bentuk kebebasan berekspresi, sang pembuat mural kini diburu pihak kepolisian. Selain itu, mural tersebut juga telah dihapus.

Baca Juga: Kontroversi Lomba Menulis BPIP, Fadli Zon Bikin Polling Pembubaran, 96% Warganet Setuju!

Menanggapi hal itu, politikus Partai Demokrat Yan Harahap memandang respons pemerintah atas mural 'Jokowi 404: Not Found' sebagai kemunduran demokrasi.

Ia membandingkanya dengan presiden sebelumnya yang pernah menerima kritik lewat mural termasuk Presiden Indonesia keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

"Jika mural harus dihapus aparat dan pembuatnya dicari yang berwajib, ini pertanda kemunduran demokrasi di negeri ini semakin mundur jauh," kata Yan Harahap dalam cuitan Twitter Minggu, 15 Agustus 2021.

Baca Juga: Faldo Maldini Sebut Mural Jokowi Melawan Hukum, Ulil Abshar: Ini Masih Muda Kok Ngomong Begini, Aneh Banget!

Artikel berita yang ikut dibagikannya menunjukkan mural SBY yang digambarkan berhidung panjang bak Pinokio.

Mural wajah Presiden Jokowi sendiri viral di media sosial.

Berkaitan dengan  itu, pihak kepolisian masih melakukan pengejaran guna meminta pertanggungjawaban sang pelukis.

"Kita masih memburu pelakunya. Siapa yang melukis dan kita akan minta pertanggungjawaban. Bagaimanapun itu simbol negara yang harus dihormati," tutur Kompol Abdul Rachim, Kasubbag Humas Polres Metro Tangerang Kota beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian Terbaru Hari Ini 15 Agustus 2021: Antam dan UBS Naik Signifikan

Disebutkan Polres Tangerang Kota juga menerima desakan dari masyarakat untuk pengungkapan kasus tersebut karena sudah menyinggung kehormatan bangsa dan negara.

"Kami sudah memeriksa sejumlah saksi. Yang jelas banyak yang tersinggung. Apalagi presiden itu panglima tertinggi TNI dan Polri. Simbol negara yang tidak bisa begitu saja dilecehkan," tegasnya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x