Putri Aiko Tak Bisa Naik Tahta, Hanya Tersisa Satu Pewaris dari Generasi Ketiga Jepang Krisis Pengganti Kaisar

- 15 Agustus 2021, 18:00 WIB
Putri Aiko.
Putri Aiko. /Kolase rilis foto Imperial Household Agency of Japan DailyMail

GALAMEDIA - Jepang kembali mengabaikan kemungkinan untuk memiliki seorang ratu sebagai penguasa Tahta Krisan.

Keputusan diambil di tengah krisis suksesi keluarga kekaisaran Negeri Sakura.

Dikutip dari DailyMail belum lama ini, panel penasihat pemerintah yang terdiri atas 21 anggota dari berbagai bidang tengah berusaha untuk menemukan solusi.

Namun solusi tidak memasukkan pertimbangan untuk mengizinkan putri kekaisaran memerintah. Demikian laporan The Times mengutip media Jepang.

Baca Juga: Tanggapi Mural Jokowi 404: Not Found, dr. Andi: Daripada Anarkis, Mending Mural-lah!

Kaisar Naruhito dan putri semata wayangnya Aiko./Olah foto IHAJ Dailymail
Kaisar Naruhito dan putri semata wayangnya Aiko./Olah foto IHAJ Dailymail


Meski dukungan publik untuk mengizinkan putri kaisar naik tahta kian terbuka, langkah ini sangat ditentang kalangan nasionalis konservatif yang berkuasa.

Selama dua milenium keluarga kekaisaran Jepang yang merupakan monarki tertua di dunia dengan tegas hanya melakukan suksesi dari garis keturunan laki-laki.

Mitologi yang diakui Istana Kekaisaran menyebut, kaisar legendaris Jimmu yang diyakini sebagai keturunan Dewi Matahari dan Dewa Badai menjadi kaisar Jepang pertama dari 126 penguasa tahta yang kini dipimpin Kaisar Naruhito.

Baca Juga: Pencuri Motor Berbekal Senjata Api Beraksi di Kota Bandung, Korban: Cepet Kejadiannya

Kaisar Jepang Naruhito dan keluarga besar istana dalam foto tahun baru. Kika depan: Permaisuri Emerita Michiko, Kaisar Emeritus Akihito, Kaisar Naruhito, Permaisuri Masako, Putra Mahkota  Akishino, Putri Mahkota Kiko dan (kika belakang) Putri Mako, Putri Aiko, Pangeran  Hisahito, dan Putri Kako.
Kaisar Jepang Naruhito dan keluarga besar istana dalam foto tahun baru. Kika depan: Permaisuri Emerita Michiko, Kaisar Emeritus Akihito, Kaisar Naruhito, Permaisuri Masako, Putra Mahkota Akishino, Putri Mahkota Kiko dan (kika belakang) Putri Mako, Putri Aiko, Pangeran Hisahito, dan Putri Kako. Olah foto IHAJ/AFP DailyMail


Tapi masa depan garis kekaisaran Tahta Krisan dianggap dalam bahaya menyusul aturan ketat yang menyatakan hanya ahli waris laki-laki yang berhak bertahta.

Ini karena kekaisan Jepang saat ini kekurangan ahli waris laki-laki.  Anggota senior istana jauh menyusut menjadi hanya 18 anggota dengan tiga di antaranya memenuhi syarat sebagai pewaris tahta.

Penurunan ini terutama disebabkan aturan yang menghapus gelar bangsawan bagi putri kekaisaran yang menikahi rakyat biasa.

Baca Juga: Sasar Remaja, DPW PAN Jabar Gelar Vaksinasi dengan Konsep Kafe

Pilihan untuk mempertimbangkan apakah perempuan bisa naik tahta mulai diperdebatkan tiga tahun lalu menyusul keputusan bersejarah Kaisar Akihito (87) yang memilih mundur dengan alasan kesehatan.

Untuk mengamankan dukungan partai oposisi, pemerintah sempat berjanji untuk meninjau kemungkinan reformasi suksesi kekaisaran.

Namun prosesnya tertunda dan diskusi formal baru diluncurkan pada bulan April tahun ini.

Baca Juga: Tanggapi Wacana Pilpres Diundur Hingga 2027, Anggota DPR: Akal-akalannya Banyak!

Kaum tradisionalis pemerintahan berpendapat masih ada waktu untuk menemukan solusi alternatif karena Kaisar Naruhito (61) dalam kondisi sehat.

Selain itu masih ada dua ahli waris laki-laki satu darah yang juga sehat.

Keduanya yaitu sang adik, Putra Mahkota Akishino (55) dan putra laki-laki semata wayangnya yang berusia 14 tahun, Pangeran Hisahito.

Satu-satunya pewaris lain yang memenuhi syarat adalah Pangeran Hitachi, paman kaisar namun saat ini usianya sudah lanjut 85 tahun.

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x