142 Cerita Edukasi Gizi dan Fakta Kental Manis Hasil Karya Guru PAUD Siap Dibukukan

- 15 Agustus 2021, 16:48 WIB
Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si.
Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si. /Tangkapan layar/



GALAMEDIA – Sebanyak 142 cerita bermuatan edukasi gizi dan fakta kental manis yang ditulis oleh guru-guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) telah terkumpul hingga 31 Juli 2021.

Dari total tulisan yang terkumpul, telah terpilih 20 cerita terbaik untuk diseleksi kembali oleh juri yang terdiri dari pegiat literasi Maman Suherman, senior editor dan penulis Harun Mahbub serta Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si.

Penjurian dilakukan secara live dan dihadiri oleh seluruh peserta pada Sabtu, 14 Agustus 2021.

Penulisan cerita edukasi tersebut merupakan rangkaian kegiatan kerjasama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) dengan Himpunan Pendidikan Anak Usia Dini (HIMPAUDI) dalam rangka edukasi untuk meningkatkan literasi gizi bagi masyarakat.

Baca Juga: Link Live Streaming Buku Harian Seorang Istri 15 Agustus 2021: Nana-Dewa Makin Harmonis, Fajar Kepanasan

Lomba penulisan cerita edukasi gizi dan fakta kental manis ini dimulai sejak Juni hingga Juli 2021. Selama periode tersebut, juga dilakukan sosialisasi gizi, workshop penulisan hingga pendampingan teknik menulis yang dilakukan secara daring, baik melalui aplikasi pesan grup ataupun melalui ruang-ruang virtual. Sebanyak lebih dari 300 guru PAUD dari seluruh Indonesia berpartisipasi dalam kegiatan tersebut.

Ketua HIMPAUDI Prof. Dr. Ir. Netty Herawati M.Si, mengatakan menulis adalah kebiasaan yang penting untuk dilakukan, terutama untuk guru PAUD.

“Banyak hal yang bisa ditulis yang sekaligus bisa menjadi media edukasi bagi kita dan bermanfaat untuk anak didik. Saya berharap kolaborasi ini dapat terus berlanjut dan menjadi model kegiatan edukasi dan literasi gizi yang bermanfaat bagi masyarakat,” jelas Netty.

Sementara pegiat Literasi Maman Suherman mengatakan, menulis berbasis data adalah hal yang paling penting buat pendidik. Ini yang dilihat dirinya dari karya para guru PAUD.

“Saya salut dengan peserta yang bisa menggali fakta dan data tentang kental manis dan kemudian menggabungkan ke dalam cerita fiksi bahkan fabel. Saya yakin, saat ini nanti dibukukan, semua paham bahwa kental manis bukan susu. Ini akan jadi model edukasi yang efektif dan mampu melawan iklan kental manis di televisi yang selama ini telah menggiring persepsi masyarakat,” jelas Maman.

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah