ProDEM: Lucu, Ekonomi Sudah Meroket 7 Persen, Namun Angka Kemiskinan Masih Tinggi  

- 16 Agustus 2021, 21:42 WIB
Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule. /Twitter/@KetumProDEM
Ketua Majelis Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM) Iwan Sumule. /Twitter/@KetumProDEM /

 

 

GALAMEDIA – Pidato Kenegaraan yang disampaikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait proyeksi ekonomi di tahun 2022 dinilai aneh oleh Jaringan Aktivis Pro Demokrasi (ProDEM).

Di mana pada tahun 2022 pertumbuhan ekonomi dalam Rancangan Anggaran Pendapataan dan Belanja Negara (RABPN) ditargetkan sebesar 5% hingga 5.5%.

Angka ini memang jelas lebih tinggi dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBN 2021, yaitu 5%.

Hanya saja, kata Ketua Majelis Jaringan Aktivis ProDEM, Iwan Sumule, angkanya justru menurun drastis jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan ekonomi kuartal II-2021 yang berada di angka 7,07%.

Baca Juga: Ahli Tata Negara Bantu Moeldoko Begal Partai Demokrat? Syahrial Nasution: Dibayar Cukup Mahal

Padahal, laju ekonomi tersebut hampir menyamai era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di tahun 2004 yang berada di angka 7,16% serta melebihi proyeksi IMF sebesar 6%.

Lucunya lagi bagi Iwan adalah angka kemiskinan justru semakin meningkat saat pertumbuhan ekonomi meroket di era Jokowi.

“Lucunya, angka kemiskinan justru naik ketika pertumbuhan ekonomi meroket di era Jokowi, dan pidato Jokowi, proyeksi pertumbuhan ekonomi 2022 malah turun jadi 5 persen,” ucapnya kepada wartawan, Senin, 16 Agustus 2021.

Seharusnya, sambungnya, proyeksi yang disampaikan melebihi realisasi 7,07% yang telah dicapai.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 17 Agustus 2021: Nino Ketahuan dan Ditangkap Oleh Pihak Kepolisian  

Dengan pengumuman ini, seolah Jokowi mengamini bahwa pertumbuhan ekonomi yang meroket itu hanya fatamorgana saja. Terlebih, di saat ekonomi meroket, angka kemiskinan terus meningkat.

Sehingga Iwan menjelaskan, jika proyeksi ekonomi diturunkan menjadi 5% saja di tahun 2022, maka akan sulit kemiskinan berkurang.

“Realisasi pertumbuhan 7,07 persen saja angka kemiskinan meningkat,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) baru saja melaporkan realisasi pertumbuhan ekonomi di semester II-2021 sebesar 7,07 persen year on year (yoy).

Angka ini tentu lebih tinggi dari semester I tahun ini yang minus 0,74 persen yoy, bahkan secara tahunan pada kuartal II-2021 ekonomi kontraksi hingga minus 5,34 persen yoy. ***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x