Sejarah 1 September: Korean Air Penerbangan 007 Ditembak Jatuh Uni Soviet, 269 Penumpang Tewas

- 1 September 2021, 06:35 WIB
Ilustrasi penembakan pesawat Korean Air 007 oleh Sukhoi milik Uni Soviet pada 1 September 1983 yang menewaskan sebanyak 269 penumpang./foto: Fighterjetsworld.com
Ilustrasi penembakan pesawat Korean Air 007 oleh Sukhoi milik Uni Soviet pada 1 September 1983 yang menewaskan sebanyak 269 penumpang./foto: Fighterjetsworld.com /

GALAMEDIA - Pada tanggal 1 September, banyak peristiwa penting terjadi di berbagai belahan dunia.

Berderet kejadian penting, menjadi catatan sejarah 1 September.

Sejumlah di antaranya bahkan menjadi catatan sejarah penting bagi perjalanan hidup manusia.

Salah satu sejarah 1 September, yakni peristiwa Korean Air Penerbangan 007.

Pesawat berjenis Boeing 747 itu terbang dengan rute New York City, Amerika Serikat, menuju Seoul, Korea Selatan.

Baca Juga: Lord Adi MasterChef Bikin Kesalahan Kecil, Instagramnya Langsung Digeruduk Netizen

Baca Juga: AHY Ingatkan Ancaman Krisis Besar: Segenting Apapun, Suara Kritis Rakyat Tidak Boleh Dibungkam!

Pesawat terbang dari Bandar Udara Internasional John F. Kennedy, New York City, Amerika Serikat.

Korean Air 007 dijadwalkan mendarat di Bandar Udara Internasional Gimpo, Seoul, Korea Selatan.

Pesawat nahas Korean Air ditembak jatuh oleh pesawat Uni Soviet.

Pasalnya, saat itu Korean Air tengah terbang di atas pangkalan militer Uni Soviet dan kemudian jatuh di Laut Okhatsk, Uni Soviet, pada 1 September 1983.

Saat itu, radar Uni Soviet menunjukkan bahwa Korean Air 007 adalah pesawat mata-mata.

Soviet lalu mengirim beberapa pesawat Sukhoi Su-15. Persenjataan pesawat Sukhoi Su-15 tersebut salah satunya adalah rudal anti baja. Sedangkan objek yang ditembak memiliki bahan dari alumunium.

Baca Juga: Habib Rizieq Batal Bebas, Prabowo Subianto Dapat Teguran! Aktivis Dakwah: Beliau Sedang Terdzhalimi Pak

Akibatnya, api kuning menyala di bagian belakang pesawat itu. Kemudian, pesawat itu tidak seimbang dan pesawat itu terbelah menjadi dua bagian.

Sebelum jatuh, pesawat ini sempat mengontak ke Tokyo Control Tower dan menunggu di sekitar Jepang. Pesawat lalu jatuh ke Laut Okhatsk 12 menit kemudian.

Menurut ATC, Korean Air 007 tak seharusnya melewati pangkalan Soviet. Seharusnya pesawat ini melewati jalur Samudera Pasifik dan Jepang.

Kecelakaan ini menewaskan seluruh penumpang yang berjumlah 269 orang (termasuk seorang anggota Kongres Amerika Serikat).

Hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terbesar dalam sejarah Korea Selatan.

Baca Juga: Ditegur Penceramah Soal Habib Rizieq, Prabowo Subianto Terima Kunjungan Dubes Jepang

Kecelakaan tersebut merupakan salah satu momen Perang Dingin yang paling panas, Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan menyatakan kecelakaan ini adalah pembantaian.

Reagan juga mengatakan Uni Soviet berusaha melawan dunia dan moral kemanusiaan, selain itu Reagan juga melarang semua maskpai Soviet terbang dari dan ke Amerika Serikat, sebaliknya Pemimpin Uni Soviet Yuri Andropov malah menuduh AS melakukan provokasi.

Dikutip dari wikipedia, hal ini kemudian meningkatkan sentimen anti-Soviet dan anti-komunis secara umum di Amerika Serikat.

Uni Soviet mengklaim bahwa Amerika sengaja menguji kesiapan pertahanan Uni Soviet atau bahkan memprovokasi perang.

Sampai hari ini, masih banyak pandangan-pandangan dan teori-teori alternatif yang berbeda dan bahkan saling bertentangan mengenai kecelakaan tersebut.

Beberapa detail kecelakaan tersebut akhirnya terungkap setelah transkrip penerbangan tersebut dirilis, ditambah lagi dengan dirilisya rekaman kotak hitam oleh Federasi Rusia, setelah Uni Soviet bubar.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x