Vaksin Nusantara Tak Bisa Dikomersialkan, Siti Fadilah Supari: Menkes Salah Paham

- 1 September 2021, 20:50 WIB
Mantan Menteri Kesehatan SIti Fadilah Supari saat berbincang-bincang dengan Rahma Sarita.
Mantan Menteri Kesehatan SIti Fadilah Supari saat berbincang-bincang dengan Rahma Sarita. /Tangkapan layar YouTube./

Ia mengakui sel dendritik lebih bersifat pribadi sehingga sel darah tersebut tidak bisa dibagikan kepada masyarakat.

Namun pada Vaksin Nusantara ini bukan itu yang dibagikan melainkan teknologi dari Vaksin Nusantara. "Jadi caranya yang dibagikan. Saya kira Menkes ini salah paham apa yang diedarkan dari Vaksin Nusantara ini," ujarnya.

Baca Juga: Kolaborasi Jadi Kunci Capaian 100 Juta Vaksinasi

Persoalan tersebut pun sebenarnya sempat disampaikan peneliti dari Prof Nidom Foundation, Prof Chairul Anwar Nidom. Ia menyebutkan, pemberian vaksin Nusantara kepada seluruh masyarakat Indonesia bisa dilakukan di mana pun berada.

"Bahkan untuk orang di luar negeri pun bisa. Tinggal kirim aja ke lokasinya. Namun tentunya butuh nakes yang paham soal menggunakannya," ujarnya.

Sementara itu, meski pengembangan Vaksin Nusantara terkesan dipersulit, sejumlah pejabat, anggota DPR dan DPD RI, serta para tokoh nasional telah banyak mendapatkan Vaksin Nusantara.

Pimpinan dan beberapa anggota DPR ikut menjadi relawan, yaitu Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Wakil Ketua Komisi IX Melki Laka Lena dan Nihayatul Wafiroh atau Ninik.

Selanjutnya, anggota Komisi IX Arzeti Bilbina, Saniatul Lativah, Sri Meliyana, Anas Thahir, dan Saleh Partaonan Daulay.

Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo, Politikus senior Partai Golkar Aburizal Bakrie, Siti Fadilah Supari, hingga Titik Soeharto juga dikabarkan menjadi relawan vaksin Nusantara. Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko juga disebut sudah menerima vaksin tersebut.***

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x