Perlu Cara Baru Mengajarkan Praktikum Lab di Tengah Pandemi

- 11 September 2021, 16:58 WIB
Ilustrasi - Laboratorium penelitian
Ilustrasi - Laboratorium penelitian /Pixabay/Belova59/

GALAMEDIA - Hampir dipastikan semua kampus tidak dapat memberikan perkuliahan praktikum laboratorium (lab) kepada mahasiswanya selama pandemi. Bahkan untuk mahasiswa baru, jangankan mendapatkan materi perkuliahan praktik lab, mengenal lab nya saja belum pernah.

Padahal untuk mata kuliah tertentu dengan praktikum lab mencapai 20% bahkan lebih dari itu, perkuliahan praktikum lab sangat diperlukan. Untuk itu diperlukan cara baru memberikan perkuliahan praktikum lab.

Hal tersebut disampaikan oleh praktisi sekaligus akademisi Umiversitas Telkom (Tel U) T.A. Promonojati pada acara workshop "Tata Kelola dan Konten Pembelajaran Laboratorium Berbasis Digital" yang diselenggarakan Aspikom Jabar, Sabtu 11 September 2021. Acara dibuka Ketua Aspikom Jabar Ani Yuningsih ini menghadirkan narasumber Albertus Petrianta.

Cara baru yang dimaksud Pramonoaji adalah tiga hal berikut, pertama ajak mahasiswa untuk mengkases platform medsos terutama youtube untuk materi yang berkaitan dengan tutorial, seperti setting equipment, cara pengenalan alat, cara pengoperasional alar, dst sehingga walaupun mahasiswa tidak praktik langsung di lab, bisa mendapatkan materi-materi praktikum lab.

Baca Juga: Inilah Nama-Nama Pejabat Negara yang Kekayaannya Mengalami Kenaikan Saat Pandemi menurut data KPK

Cara kedua dengan menggunakan platform tiktok. Tiktok menurut dia, tidak lagi digunakan sebagai media hiburan tetapi sudah dipakai se agai media untuk menyampaikan informasi-informasi serius, bisnis, sampai promosi.

"Jadi tantangannya, dosen memang harus mau menjadi bagian dari masyarakat milenial karena mahasiswa adalah masyarakat milenial yang notabene mebgkonsumsi kedua platform tersebut. Bedanya kalau mengambil dari youtube, dosennya pasif. Tapi kalau membuat tiktok, dosennya dituntut kreatif," ujar Pramonojati.

Cara ketiga adalah dengan kolaborasi. Menurut Pramonoaji, kemampuan setiap kampus sangat berbeda. Bagi kampus-kampus yang fasilitas lab nya sudah memadai, tidak masalah. Tinggal membuat kreasi-kresi baru yang dapat diproduksi bersama antara dosen dan mahasiswa. Namun bagi kampus mungkin bahkan lab nya belum ada, maka sebaiknya berkolaborasi dengan kampus-kampus yang lab nya sudah memadai.

"Tidak masalah, era sekarang adalah era kolaborasi," ujar akademisi yang juga praktisi film ini.

Di bagian kebijakan tata kelola lab, Albertus Petrianta menggarisbawahi, tentang kemampuan kampus yang sangat dalam pengelolaan lab. Dari hasil survei yang pernah dilakukannya menunjukkan tuga masalag utama yaitu tata kelola, pengadaan, dan pemeliharaan.

Dalam tata kelola, masih sangat banyak kampus yang belum mempunyai SOP Lab sedangkan dalam pengadaan sangat bergantung kepada kemampuan kampus masing-masing. Tapi yang lebih parah lagi dalam pengelolaan.

Alat-alat lab, kata dia, umumnya berbiaya mahal. Namun masih banyak kampus yang tidak mempunyai tata cara pemeliharaan lab. Bahkan ketika pengelola lab berganti kepada pengelola yang lain, seringkali pemeliharaan lab terbengkalai.

"Ini yang harus kita buat sistemnya agar lab dapat terpelihara dari masa ke masa," ujarnya.

Albertus menawarkan sistem pengelolaan lab secara digital yang disebut Sistem Informasi Terpadu. Di dalam sistem rersebut sudah tercakup SOP tata kelola, perencanaan, pembelian alat, pemeligaraan, bahkan invetarisasi yang mungkin awalnya tercecer pun akan terkelola secara baik.

Baca Juga: Berani! Amien Rais Suarakan Perlawan Pada Oligarki dan Kedzaliman: Agar Demokrasi Tidak Merosot

Diakuinya, memang agak susah untuk membuat standardisasi lab mengingat kemampuan setiap kampus dan karakteristik mahasiswa yang berbeda-beda. Namun bukan tidak mungkin hal itu dilakukan karena peraturan tata kelola lab sdh ditetapkan dalam peraturan. Setiap kampus tinggal mengadaptasikannya.

Kegiatan workshop ini menurut Ketua Aspikom Jabar Ani Yuningsih, diselenggarakan secara berkala. Dengan tujuan untuk memberilan pengayaan pengetahuan, wawasan, maupun praktik bagi setiap pengelola Prodi Ilmu Komunikasi yang menjadi anggota Aspikom Jabar.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x