Wahyu menyebutkan, pihaknya sudah melakukan maping atau pemetaan wilayah di sejumlah titik rawan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya terkait kemungkinan eksodus warga Afganistan tersebut.
"Perairan Pamengpeuk, Cibalong, Pakenjeng dan Cisewu, menjadi titik rawan prioritas pengawasan bagi warga imigran gelap yang masuk ke jalur-jalur tikus dermaga perairan di wilayah Selatan Garut," katanya.
Wahyu menuturkan, dalam waktu dekat ini pihaknya juga akan melakukan sosialisasi di Cisewu, yang merupakan salah satu jalur perlintasan bagi imigran gelap.
Ia berharap, ada peran masyarakat yang turut mengawasi apabila ada warga asing yang masuk ke wilayahnya untuk segera melaporkan hal itu.
Wahyu menambahkan, pengawasan imigran gelap itu tidak hanya pada negara Afganistan saja, melainkan warga negara lainnya yang datang ke Indonesia secara ilegal atau tidak memiliki surat-surat resmi.
"Jadi tidak hanya Afganistan saja tapi dari negara lain juga kita awasi, karena belajar dari pengalaman Garut ini selalu jadi daerah persinggahan mereka (imigran gelap)," katanya.
Wahyu mencontohkan, beberapa tahun lalu di wilayah Garut selatan banyak ditemukan kasus imigran gelap dari berbagai negara, terutama dari Timur Tengah yang hendak menuju pulau Christmas di Australia dengan melewati wilayah Pantai Selatan Garut.***