Pemuda Asal Bandung Ini Raih Sukses Di saat Pandemi dari Gemar Berolahraga

- 18 September 2021, 18:40 WIB
Ilustrasi berolahraga
Ilustrasi berolahraga /pexels.com/william choquette

GALAMEDIA - Pandemi Covid-19 yang melanda bangsa ini, hampir meruntuhkan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Bukan hanya kesehatan, ekonomi, pariwisata, sosial budaya maupun agama terkena imbasnya.

Namun dibalik itu, kesadaran masyarakat untuk menjaga kebugaran tubuh (berokahraga) dimasa pandemi Covid -19, terus menunjukan peningkatan yang signifikan. Walaupun arena maupun lapangan olahraga ditutup sementara karena penerapan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dengan level 4 hingga 1.

Walau ada PPKM, masyarakat tetap menjaga kebugarannya dengan berolahraga di rumah atau ruangan tentu tanpa berkerumun. Bahkan banyak di antaranya berolahraga dengan cara virtual atau mandiri.

Hal ini tentunya membuka peluang pasar penjualan sportswear di tabah air dan menjadi trend. Apalagi trend outfit sportswear saat ini tidak hanya sekedar nyaman dipakai tapi juga sudah menjadi lifestyle.

Baca Juga: Ditanya Cewek Mana yang Bakal Dinikahinya Lagi, Raffi Ahmad: Kalau Bukan Nagita Slavina, Gue Sudah Dicerain

Peluang ini ditangkap oleh seorang pemuda asal Bandung, Ryanda Ibrahin Luddin. Lelaki yang gemar berolahraga ini dengan sedikit keberanian kemudian merilis sportwear terbaru pada Juni 2020.

Sebelumnya, Ryanda sempat meluncurkan brand sportwear Terrel di tahun 2018. Namun karena kurang fokus, hingga berjalan lamban terlebih dengan datangnya badai pandemi Covid-19

"Tahun 2018 saya melihat sebuah kesempatan, karena pada tahun tersebut banyak brand sportswear, khususnya gymwear di luar negeri yang mulai bermunculan dan sukses, tinggal menunggu waktu sebelum masuk ke Indonesia," ujar Founder Terrel sportswear, Ryanda Ibrahim Luddin, Sabtu, 18 September 2021,  di Studio KLCBS.

Namun, saat pertama louncing pada 2018 penjualan Terrel sportswear sangat tidak bagus. Ryanda pun melakukan analisa sekilas dan diperoleh jawaban bahwa pada saat itu, konsep yang dibawa oleh Terrel belum bisa diterima oleh masyarakat Indonesia.

"Kami coba develop lagi produk dan design baru, tetapi karena di tahun tersebut saya juga punya usaha utama lainnya, yaitu King thai tea (sejak 2012), jadi fokus saya sangat terbagi dan cenderung lebih fokus ke King thai tea sehingga menyebabkan laju Terrel kurang cepat," terangnya.

Ryanda menuturkan, baru di awal tahun 2020 saat King thai tea tutup (karena PPKM) dan mulai focus ke Terrel. Konsep dan development yang sudah direncanakanan dari tahun 2018 pun kembali dilanjutkan. Untuk permodalan sempat untuk mencari pendanaan untuk Terrel ke teman-teman, namun pada akhirnya orang tua melakukan investasi.

Baca Juga: Valentino Rossi Terjatuh, Francesco Bagnaia Tercepat di MotoGP San Marino 2021

"Lewat perencaan yang matang, Terrel kembali melakukan rilis lagi di tengah pandemi (bulan Juni 2020) dan mendapatkan animo yang luar biasa dari konsumen, seminggu pertama Terrel jualan semua barang sold out," tegasnya.

Disinggung produknya yang memilih penjualan secara online, Ryanda menjelaskan bahwa berdasarkan data riset bahwa market online di Indonesia sangat bagus dan terus growth.

"Market place menjadi pilihan orang Indonesia untuk berbelanja atas dasar opsi promo dan kepercayaan," ujarnya menambahkan.

Selain itu, investasi yang relatif lebih murah di awal dan bisa grab market lebih besar ketimbang offline.

Ryanda menambahkan, adanya market place seperti Shopee, selain memudahkan untuk berjualan, juga meningkatkan persaingan, baik dengan produk lokal maupun luar negeri, karena semudah konsumen bisa memilih-milih brand atau produk yang sesuai dengan mereka melalui market place.

"Hal ini menuntut kita untuk selalu kreatif dalam melakukan komunikasi marketing maupun development produk yang sesuai dengan kebutuhan market. Selain itu Design di kembangkan sendiri dengan referensi dari brand-brand luar negeri," pungkasnya. **

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah