Proporsi Pekerja Perempuan yang Bekerja pada Bidang Teknologi Baru Masih Sangat Minim

- 24 September 2021, 17:39 WIB
ILUSTRASI pekerja wanita.*
ILUSTRASI pekerja wanita.* /PIXABAY/

GALAMEDIA - Dunia kerja telah berubah dengan cepat yang didorong oleh penerapan otomatisasi dan digitalisasi serta akibat dari pandemi Covid-19, sehingga telah mengubah arah berbagai bidang industri dan profesi.

Lebih jauh, perkembangan ini memunculkan kemungkinan dampak negatif bagi kalangan pekerja perempuan, di mana proporsi mereka secara kesetaraan gender di bidang digital masih sangat kurang.

Oleh karena itu, peran sektor swasta dalam memperjuangkan kesetaraan gender semakin penting dan mendesak di era digitalisasi industri saat ini.

Berdasarkan data dari World Economic Forum menunjukkan, proporsi pekerja perempuan yang bekerja pada bidang teknologi baru masih sangat minim.

Sementara itu, Laporan The World Economic Forum’s Future of Jobs 2020 mengungkapkan bahwa 84 persen pengusaha mempercepat agenda digitalisasi mereka dan 50 persen pengusaha berniat untuk mempercepat otomatisasi di bidang pekerjaan.

Baca Juga: Bupati : GOW Harus Bisa Menjadi Support Sistem Dalam Menciptakan Herd Immunity

Dimana perubahan ini kemungkinan akan mempercepat penghilangan serangkaian peran pekerjaan yang semakin tidak dibutuhkan di dalam dunia kerja baru. Serta akan mempercepat penciptaan peran baru yang dapat mendorong terciptanya taraf kemakmuran di dunia kerja baru.

"Perkembangan ini memunculkan dampak yang besar pada banyak kelompok masyarakat di seluruh dunia, termasuk kemungkinan memberikan efek negatif bagi kalangan pekerja perempuan di mana proporsi kesetaraan gender mereka di bidang digital masih sangat kurang," ungkap Direktur & Chief Strategic Transformation and Information Officer XL Axiata, Yessie D. Yosetya, Jumat, 24 September 2021. 

Chair of G20 Empower tersebut, mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya mendorong pelaku dunia usaha swasta untuk meningkatkan pemberdayaan pekerja perempuan, guna meminimalisir dampak digitalisasi dan otomatisasi terhadap eksistensi mereka.

Mengingat kalangan pekerja perempuan perlu melakukan upaya ekstra agar tidak tertinggal, sebab kesenjangan gender saat ini masih terdapat di beberapa bidang pekerjaan ilmiah dan teknis, serta keterampilan dalam kepemimpinan.

Saat ini, kurang dari 20 persen pekerja teknologi adalah perempuan di banyak negara maju, dan hanya 1,4 persen pekerja perempuan yang memiliki pekerjaan mengembangkan, memelihara, atau mengoperasikan sistem TIK, dibandingkan dengan 5,5 persen pekerja laki-laki.

Yessie menjelaskan bahwa dukungan yang terarah adalah faktor kunci dalam mencapai kesetaraan gender bagi kaum perempuan, menghilangkan hambatan ketidaksetaraan dan memungkinkan mereka melakukan transisi yang diperlukan di bidang pekerjaan yang lebih produktif dan bergaji lebih tinggi.

Penelitian menyarankan bahwa sektor swasta harus berinvestasi lebih banyak dalam melatih kembali karyawan perempuan, atau bermitra dengan lembaga akademis lainnya untuk memperluas keterampilan dan kompetensi bagi perempuan yang mewakili sekitar 160 juta pekerjaan yang akan digantikan oleh sistem otomatisasi.

Baca Juga: Ali Syarief Ajak Publik Berontak ke Pemerintahan Jokowi Soal Pegawai KPK hingga Harta Pejabat

"Sebagai Perwakilan G20 EMPOWER untuk Indonesia, saya berharap para pemimpin sektor swasta untuk bekerja sama dengan pemerintah kita untuk segera mempromosikan dan menerapkan kebijakan dan tindakan yang berpihak pada kesetaraan gender yang akan memungkinkan kaum perempuan untuk dapat ikut berpartisipasi di masa depan berbagai bidang pekerjaan," ucapnya.

"Dengan mempersempit kesenjangan gender dan dengan mempercepat keterwakilan perempuan di tingkat pimpinan, terutama dalam kelompok pekerjaan yang kurang terwakili di mana pertumbuhan besar diperkirakan akan terjadi," tambahnya.

G20 EMPOWER merupakan aliansi yang diluncurkan pada Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Osaka, Jepang pada tahun 2019. G20 EMPOWER sendiri bertujuan untuk membangun dan mendukung jejaring sektor swasta di negara-negara anggota G20 dalam mengidentifikasi tantangan dan mendukung kesetaraan gender serta kemajuan kepemimpinan perempuan di sektor swasta.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah