Setuju dengan Gatot Nurmantyo, Fahri Hamzah: Menghilangkan Ingatan Sejarah adalah Pengkhianatan!

- 28 September 2021, 11:37 WIB
Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah.
Politisi Partai Gelora, Fahri Hamzah. /instagram.com/ @fahrihamzah /

GALAMEDIA - Setuju dengan pernyataan mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo, Fahri Hamzah angkat bicara soal kabar penghilangan patung Soeharto dan tokoh lainnya di Museum Dharma Bhakti Markas Kostrad.

Gatot curiga penghilangan diorama atau patung Soeharto itu indikasi paham komunisme alias PKI sudah menyusup ke tubuh TNI.

Sementara  Fahri menyebut bahwa tak serta merta seseorang dapat mengubah sejarah atas keinginan pribadi.

Baca Juga: Jadi Rekan Kerja, Maria Vania Ungkap Kejadian Sehari Sebelum Tukul Arwana Alami Pendarahan Otak

"Boleh saja seseorang gak suka Orde Baru atau Pak Harto sebagaimana yang gak suka Orde Lama dan Bung Karno," cuitnya di akun Twitter, Selasa, 28 September 2021.

"Tapi semua orang harus dilarang mengubah sejarah atas inisiatif pribadi dan kelompok yang subjektif," sambungnya.

Dia menegaskan bahwa menghilangkan ingatan kepada sejarah adalah pengkhianatan.

"Menghilangkan ingatan kepada sejarah adalah pengkhianatan," ujarnya.

Baca Juga: Ingin Buka? Pemkot Bandung Mensyaratkan Karyawan Sektor Wisata Harus Tervaksin

Sebelumnya, merespons tudingan Gatot, pihak Kostrad telah memberikan penjelasan.

Pangkostrad Letjen Dudung Abdurachman mengungkapkan penghilangan patung tokoh-tokoh seperti Soeharto itu permintaan Pangkostrad terdahulu Letjen TNI (Purn.) Azym Yusri Nasution sekaligus penggagas patung.

"Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) A.Y. Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan," ujar Dudung.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x