Pemkot Bandung Bakal Gelar Tes Swab Antigen Secara Acak Terhadap Siswa dan Guru Peserta PTM

- 6 Oktober 2021, 06:02 WIB
Ilustrasi swab test antigen
Ilustrasi swab test antigen /Dok. Disparbud Jabar/


GALAMEDIA - Pemerintah Kota Bandung bakal menggelar rapid test antigen secara acak terhadap peserta didik dan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) yang melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Tes secara acak ini bakal digelar mulai pekan depan.

"Jadi ini adalah program Kemenkes, di Jawa Barat ada dua daerah percontohan Kota Bogor dan Kota Bandung. Aturannya yang harus diperiksa 10 persen dari Sekolah yang sudah melaksanakan PTM," kata Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara di Balai Kota Bandung, Selasa 5 Oktober 2021.

Dari 10 persen tersebut, harus menggambarkan situasi kota atau dari perwakilan semua wilayah yang dipilih Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Bandung. Tiap Sekolah diambil 30 sasaran terdiri dari siswa dan PTK.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta 6 Oktober 2021: Terungkap, Denis Dibayar Peneror Untuk Bunuh Pak Hartawan

"Kami baru mendapatkan datanya dari Disdik, karena yang memilih sekolahnya Disdik secara random. Kami akan berkoordinasin untuk jadwalnya. Semoga minggu depan bisa dimulai," kata Ahyani.

"Tim Rapid-nya dari Dinkes dan Puskesmas setempat. Kami sudah siapkan alat rapid antigennya, tinggal tunggu jadwal dan pemberitahuan ke sekolah dan sosialisasi ke orang tua siswa," lanjutnya.

Menurutnya, akan ada perlakuan yang berbeda jika ditemukan hasil positif saat test acak tersebut. Jika di bawah satu persen yang positif, cukup anak yang positif yang ditangani dan dikarantina. Kemudian dilacak keluarga terdekatnya.

Baca Juga: Tips Teuku Wisnu Agar Terbebas dari Utang 46,5 Miliar Won Tanpa Berurusan Dengan Permainan Squid Game

"Kalau 1-5 persen, maka pelacakan akan dilakukan tidak ke si anak saja, tapi rombongan belajar anak tersebut bersama dengan teman-temannya. Jadi lebih luas," ucapnya.

Sedangkan jika di atas 5 persen, maka pelacakan akan semakin luas. Sekolah harus menghentikan terlebhi dahulu dulu kegiatannya sampai selesai memetakan pelacakan sumbernya.

"Hati-hati juga penyebutan bisa saja bukan klaster sekolah, tetapi bisa saja dari rumah ke sekolah. Kalau lihat dari 1.600an sekolah yang buka, 10 persennya 160 sekolah, dan sekolah masing-masing 30 orang berarti sekitar 4.800 yang akan dites," katanya.***

Editor: Brilliant Awal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x