Antisipasi Klaster PTM, Pemkot Bandung Perketat Verifikasi Sekolah

- 24 September 2021, 21:25 WIB
Sebanyak 1.677 atau lebih dari 90 persen Sekolah di Kota Bandung bisa menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT).
Sebanyak 1.677 atau lebih dari 90 persen Sekolah di Kota Bandung bisa menggelar Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT). /Prokopim Setda Kota Bandung/
GALAMEDIA - Untuk mengantisipasi munculnya klaster di sektor pendidikan dengan berlangsungnya Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung memperketat verifikasi dan validasi sekolah.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, laporan terakhir yang diterimanya, tidak ada klaster yang terjadi pada saat PTMT berlangsung di sekolah.

"Karena memang prosesnya agar sekolah itu melaksanakan PTMT cukup ketat. Kita atur verifikasi validasi cukup banyak. Sekolah yang lolos gelombang pertama itu sekitar 300-an," katanya di Taman Lansia, Jumat, 24 September 2021.

Pada gelombang berikutnya, kata Yana, semakin banyak sekolah yang mengajukan PTMT. Saat verifikasi dan validasi, ada sekitar 1.600 yang lolos dan dapat menggelar PTMT. "Waktu itu kita tegaskan, kalau ada satu yang melanggar SOP, protokol kesehatan, sekolah itu kita tutup lagi," tegasnya.

Karena itu, Yana berharap, pengawasan bisa dilakukan bersama-sama dari tingkatan yang ada di sekolah hingga Dinas Pendidikan.

Baca Juga: Meminta Tunda Pemeriksaan karena Isoman, Aziz Syamsuddin Bungkam Saat Digiring ke Gedeng KPK

"Sekolah dan siswanya menjaga protkes. Karena rata-rata siswanya yang senang ingin sekolah. Mudah-mudahan siswanya menjaganya dengan benar. Kemudian orang tua ikut jaga juga," lanjutnya.

Selain itu, Yana mengungkapkan, vaksinasi Covid-19 untuk para peserta didik juga menjadi salah satu faktor untuk mengantisipasi terjadinya klaster dan syarat digelarnya PTMT.

"Kemarin vaksin untuk usia 12-17 tahun kita sempat terhambat karena harus Sinovac. Alhamudlillah kita sudah dapat 600.000 dosis. Ini kita akan percepatan," katanya.

"Beberapa hari ini saya lihat cukup banyak yang fokus di usia 12-17 tahun. Dari sekitar 238.000an orang, baru sekitar 30-40 persen (yang sudah divaksin)," tambahnya.

Baca Juga: Azis Syamsuddin Ditangkap KPK Usai Minta Penundaan Pemeriksaan Dalih Isoman

Salah satu percepatannya, yakni dengan vaksinasi massal di Sekolah. Lokusnya sudah tidak melihat domisili peserta didik yang ada di sekolah tersebut.

"Kita tidak liat lagi anak ini warga Kota Bandung atau bukan, karena dia berkegiatan di sekolah itu. Vaksinnya harus di sekolah itu. Supaya herd immunity-nya satu sekolah itu," ungkap Yana.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x