“Dan China paham mana pemerintah yang ambisius, Laos ambisius tuh untuk membangun segala macam,” imbuhnya.
“Malaysia bahkan sebelum diganti Mahathir itu ambisius sehingga utangnya besar sekali,” terangnya.
Baca Juga: Said Aqil Siradj Berpotensi Jadi Ketua Umum PBNU Seumur Hidup, Tokoh NU: Please Pak Jangan Naik Lagi
Sementara untuk Indonesia, akademisi ini menilai negara kita belum puas.
“Indonesia belum puas, karena itu pasti Indonesia masih akan melaju untuk minta utang dari China,” tuturnya.
Oleh karena itu, tak menutup kemungkinan angka Rp 246 triliun akan berlipat-lipat ganda.
“Jadi 200 triliun itu jumlah yang potensial untuk berlipat ganda,” katanya.
Kebutuhan Indonesia akan pembangunan juga selalu disorot China.
“Nah kebutuhan kita akan pembangunan belum berhenti itu yang diintai oleh China tuh,” bebernya.
Oleh karena itu, yang harus dikurangi bukan potensi untuk berutang, namun ambisi pemerintahan saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun infrastruktur.