Kok Bisa? Terbelah Sempurna bak Dipotong Laser, Batu Raksasa Gurun Saudi Al Naslaa Picu Perdebatan Sengit

- 8 Oktober 2021, 13:15 WIB
Olah foto flickr bonnie and john DailyMail
Olah foto flickr bonnie and john DailyMail /

"Proses ini, ditambah dengan erosi angin di lingkungan gurun, seperti sand blasting juga bisa menjelaskan mengapa batu itu tetap berdiri sendiri seperti itu.”

Lewis menambahkan  efek sand blasting atau ledakan pasir juga bisa menciptakan permukaan yang mulus.

Baca Juga: Tesla Bakal Pindahkan Kantor Pusatnya ke Texas, Gara-gara Elon Musk Kesal PPKM di San Fransisco?

Meski demikian Lewis tak menampik bagaimana peradaban masa lalu telah meninggalkan bukti “penciptaan” luar  biasa seperti Stone Henge dan patung-patung di Pulau Paskah dengan peralatan paling dasar.

Dalam kasus Al Naslaa, ia juga tidak mengesampingkan faktor fenomena alam atau kemungkinan lain seperti dalam proses pembuatan piramida atau Stone Henge.

“Mengingat peradaban masa lalu mampu menciptakan Stone Henge dan patung-patung seperti yang ada di Pulau Paskah dengan peralatan paling dasar, tampaknya tidak mustahil itu (batu Al Naslaa) juga dibuat oleh manusia,”katanya.

Baca Juga: Dituding Telantarkan Orangtua di Lampung, Gus Miftah: Logis Aja, Santri Saja Saya Urusin Masa Orangtua Kagak

Lalu apa teori Lewis untuk Al Naslaa?

“Sekilas retakannya terlihat seperti buatan, seperti permukaan depannya yang sangat halus. Tapi saya juga melihat dari foto ada retakan paralel di bagian belakang, jadi itu mungkin hasil proses alami.”

Ahli geologi dan geofisika Profesor Tim Reston dari Universitas Birmingham juga berbagi pendapat tentang formasi aneh Al Naslaa.

Baca Juga: Harga Emas di Pegadaian Jumat 8 Oktober 2021 Hari Ini: Antam dan UBS Naik Lagi

Kepada MailOnline Travel ua mengatakan retakan Al Naslaa mungkin saja sambungan yang merupakan patahan alami akinat pelepasan tekanan dan ekspansi.

“Terbentuk ketika batuannya lebih berlapis dan sekarang menjadi terbuka oleh erosi di sekitarnya.”

Di luar itu, batuan menakjubkan Al Naslaa   berjarak delapan jam dari Riyadh dan dapat diakses dengan mobil.

Baca Juga: Eksklusif 50 Kode Redeem FF Free Fire 8 Oktober 2021: Dapatkan Item Halloween Special Bulan Oktober

Penggalian arkeologi di daerah tersebut sebelumnya mengungkap keberadaan batu api yang berasal dari milenium ke-4 sebelum Masehi.

Kaya akan sejarah, Tayma adalah kediaman Raja Babilonia Nabonidus pada pertengahan abad ke-6 sebelum Masehi.

Oasis yang berada di jalur perdagangan dari Madinah modern ke Al-Jawf ini  kemudian menjadi tempat populer bagi para pedagang.

Baca Juga: Jaga Imunitas, Petugas Satpol PP dan Dishub Kota Bandung Dapat Sokongan Multivitamin dan Masker

Hamparan gurunnya dipetakan oleh Charles M. Doughty pada tahun 1877 kala  menggambarkan kunjungannya ke oasis Tayma dalam buku Travels In Arabia Deserta (1888).

Titik ini kemudian menarik penjelajah Prancis Charles Huber yang mengunjunginya pada tahun 1883.

That's all folks!***

Halaman:

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x