Network
GALAMEDIA - Perseteruan antara Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dengan beberapa elit Partai Demokrat terus berlanjut hingga saat ini.
Perseteruan itu mencuat ketika Hasto Kristiyanto sebelumnya mengungkit pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang disebutnya banyak rapat namun minim keputusan.
Kendati kala itu Hasto tak langsung menyebut nama SBY, namun pernyataan itu terus menuai tanggapan dari loyalis SBY.
Beberapa kali Hasto menyindir SBY dalam pernyataannya termasuk soal SBY banyak rapat.
Terkini, Hasto menyindir SBY saat dimintai tanggapan soal pengganti juru bicara Presiden Jokowi.
Hato mengatakan bahwa ada atau tidaknya jubir Jokowi pengganti Fadjroel Rachman keputusannya ada di tangan Presiden.
Dia menyebut bahwa komunikasi Presiden tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu atau menulis buku tebal.
Kendati tak disebut nama SBY, ungkapan itu dinilai merupakan sindiran Hasto bagi SBY.
"Komunikasi politik presiden tidak bisa dilakukan dengan mengarang lagu atau menulis buku tebal, namun harus dilakukan proporsional, efektif, dan menyentuh hal-hal yang bersifat strategis," ujar Hasto beberapa waktu yang lalu.
Salah satu politisi Partai Demokrat, Syahrial Nasution kembali bersuara menanggapi pernyataan Hasto Kristiyanto.
Syahrial menyebut bahwa Hasto kurang gaul sehingga sikap dan pernyataannya disebut kampungan.
"Hasto PDIP kurang gaul. Jadi kampungan," kata Syahrial melalui Twitter Rabu, 27 Oktober 2021.
Dia menyebutkan bahwa sikap Hasto tak seperti kader PDIP lainnya yang justru menghormati SBY.
"Wkt Pak @SBYudhoyono ultah ke 72 lalu, Bang Effendi Simbolon tlp ksh ucapan dr Canada. Saat menjabat presiden, Dubes Korsel Jacob Tobing, senior PDIP jd teman diskusi Pak SBY," terangnya.
Dia juga menyebut bahwa Pramono Anung pun kerap bertemu SBY, dikatakannya bahwa Hasto masih pemain pinggiran.
"Pramono Anung sering ketemu Pak SBY. Hasto msh pemain pinggiran," pungkasnya.***
