Bus DAMRI Berhenti Sementara, Dishub Tambah 6 Unit Armada TMB

- 2 November 2021, 17:13 WIB
Dishub Tambah tiga Rute TMB, Pasca Damri Berhenti Beroperasi/Darma Legi/Galamedia
Dishub Tambah tiga Rute TMB, Pasca Damri Berhenti Beroperasi/Darma Legi/Galamedia /

GALAMEDIA - Pasca bus DAMRI di 8 rute berhenti beroperasi, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung menambah enam unit armada di tiga koridor angkutan Trans Metro Bandung (TMB). Hal ini untuk menjaga layanan transportasi pada masyarakat.

"Terkait berhentinya bus DAMRI di beberapa rute, untuk sementara kita memberikan solusi dengan meluncurkan armada tambahan di beberapa rute TMB kita," ujar Kepala Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Angkutan Dishub Kota Bandung, Yudhiyana pada program Bandung Menjawab di Balai Kota Bandung, Selasa, 2 November 2021.

Penambahan armada tersebut, kata Yudhiyana, untuk rute Cibiru-Cibeureum, Cicaheum-Cibeureum dan Cicaheum-Sarijadi. Masing-masing rute, penambahannya 2 unit bus. Untuk koridor Antapani-Leuwipanjang dan Antapani-St. Hall tidak ditambah. TMB sendiri sudah ada di 5 koridor, dan masing-masing koridor beroperasi delapan unit armada.

"Namun akan kita evaluasi terus terkait peluncuran atau penambahan armada tersebut terkait penganggaran di 2021 ini yang sangat terbatas. Artinya kita dibatasi oleh jumlah armada yang memang sudah kita anggarkan sebelumnya, kalau memang ada tambahan ini akan menambah penganggaran. Jangan sampai ada penambahan anggaran tersebut ini pelauanan TMB sebelumnya akan terganggu," jelasnya.

Baca Juga: Dua Rumah di Dago Bandung Rusak Tertimpa Longsoran Tebing

Penghentian sementara DAMRI ini, ungkap Yudhiana, berdampak pada peningkatan jumlah penumpang TMB sekitar 10 sampai 15 persen di masa pandemi ini. "Namun itu pun tidak ada ledakan, masih teratasi. Mungkin larinya juga enggak ke TMB semua, bisa ke moda angkutan lainnya seperti online, angkutan umum dan kendaraan pribadi," ungkapnya.

Selain armada, lanjutnya, dilakukan pula penambahan ritase. "Kita mengatur pola pemberangkatan di waktu sibuk dan luar waktu sibuk. Layanan yang biasanya dilayani TMB dan DAMRI, saling berkoordinasi dan bersinergi mengatur pemberangkatan sehingga tidak terlalu mengganggu pelayanan," ungkapnya.

Sebenarnya, kata Yudhiyana, kondisi penurunan penumpang tidak hanya dialami oleh DAMRI. Saat pandemi Covid-19, penurunan penumpang juga dirasakan moda transportasi umum lainnya, termasuk TMB.

Yudhiana menyebutkan, hingga Oktober kemarin pendapatan TMB sepanjang 2021 masih belum mencapai angka Rp2 miliar. Padahal, tepat sebelum pandemi melanda pada 2019 silam menjadi raihan pendapatan tertinggi TMB yang bisa menyentuh angka Rp5,6 miliar dalam satu tahun.

"Karena kita kendaraannya subsidi pada masyarakat jadi yang pendapatan mungkin lebih kecil dari biaya pengoperasian. Pendapatan untuk tahun 2021 mengalami penurunan cukup jauh. Per Oktober belum sampai Rp 2 miliar, sementara penganggaran operasional di Rp 6 miliar. Jadi gapnya cukup jauh. Load factor penumpang kecil juga enggak hanya TMB, DAMRI angkot juga sama mengalami penurunan load factor penumpang lebih dari 50 sampai 60 persen," terangnya.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Sebut Menteri Agama Harus Beragama Islam, Ternyata Ini Alasannya

Pihaknya, kata Yudhiyana, terus lakukan koordinasi dengan DAMRI. Beberapa waktu lalu, pihaknya bersama 4 Dishub Kabupaten/Kota yang didaerahnya terdapat pengoperasioan DAMRI pun diundang Dishub Jabar. Di dalam rapat tersebut, pihaknya menyampaikan kondisi di lapangan dan harapan adanya bantuan karena yang terdampak pandemi tak hanya DAMRI.

"TMB juga mengalami penurunan penganggaran di tahun 2022 yang cukup besar, sehingga kita dituntut berimprovisasi, sehingga pelayanan tetap baik," tuturnya.

"Nampaknya akan jadi bahan pemikiran provinsi dan meraka akan turun tangan terkait berhentinya beberapa rute DAMR di beberapa wilayah di Jabar," ungkapnya.***

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah