Kecanduan Sejak Sekolah Daring, Tolak Peragakan Adegan Porno Bocah 6 Tahun Tewas Dipukul 2 Murid SD Assam

- 9 November 2021, 10:48 WIB
Olah foto kolase tangkap layar DailyMail
Olah foto kolase tangkap layar DailyMail /

GALAMEDIA - Kisah tak terbayangkan datang dari Negeri Bollywood. Publik Assam dibuat terguncang oleh kasus pornografi yang melibatkan bocah SD hingga berujung korban jiwa.

Dua pecandu porno belia berusia 11 tahun ditangkap di India setelah diduga nekat menghabisi temannya sesama bocah.

Korban yang diketahui anak perempuan berusia enam tahun meregang nyawa karena menolak memeragakan adegan dewasa  yang pelaku tonton di telepon genggam milik orangtua mereka.

Baca Juga: BCL Kunjungi Makam Mendiang Suaminya di Hari Ulang Tahun Pernikahannya, Dida Sinclair: I Love u so Much Bunga

Korban yang masih bertetangga dengan para pelaku ditemukan tak sadarkan diri di dekat rumahnya di Kaliabor dalam insiden yang terjadi pada 18 Oktober tersebut. Ia dilarikan ke rumah sakit, tetapi petugas medis menyatakannya telah meninggal.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, pekan ini, dua anak SD diduga menjadi pecandu porno setelah lockdown memaksa mereka menghadiri kelas sekolah secara online.

Menggunakan gadget orangtua mereka, kedua bocah itu mengakses konten dewasa hingga terobsesi dengan apa yang mereka lihat.

Baca Juga: Bikin Malu, Squid Game Made In China Dikecam Netizen +86

Pihak berwenang menangkap dua pelaku pertengahan pekan lalu bersama anak berusia delapan tahun lainnya karena diduga ikut membantu bocah-bocah tadi mengakhiri hidup korban.

Ketiganya dibawa ke fasilitas pemasyarakatan remaja Jorhat guna menunggu persidangan. Sesuai regulasi di India, anak-anak dinilai sudah memiliki tanggung jawab pidana sejak usia tujuh tahun.

Kabar menggemparkan itu mencuat setelah laporan Indo-Asian News Service (IANS) mengungkap India adalah konsumen pornografi melalui smartphone terbesar di dunia pada tahun 2019.

Petugas polisi Kaliabor Mrinmoy Das memberikan pernyataan tak lama setelah penangkapan.

Baca Juga: Riwayat Pendidikan Jenderal Andika Perkasa Tak Main-main! Raih Berbagai Gelar dari Perguruan Tinggi Ternama AS

Didapat keterangan, untuk pertama kalinya di hari nahas itu dua dari ketiga bocah yang ditangkap, penasaran meniru adegan intim yang telah mereka tonton. Untuk itu mereka pun membujuk korban untuk ikut melakukannya.

Ketika korban melawan, mereka memukul kepalanya dengan batu. Korban lalu diseret ke toilet di mana para pelaku kembali memukulnya dengan batu di dada. Selama pemukulan terjadi, teman pelaku “berjaga” di luar toilet.

Situs porno Pornhub.com melaporkan India menjadi konsumen pornografi terbesar ketiga di dunia pada 2017-2018, sebelum pemerintah India memberlakukan larangan total situs web tersebut bersama 800 platform konten dewasa lainnya pada akhir 2018.

Baca Juga: Lulus Karantina, Gubernur Jabar Ridwan Kamil Pamerkan 4 Lukisan

Namun laporan IANS kemudian menyatakan India menjadi konsumen porno terbesar di dunia melalui smartphone pada tahun 2019.

Sementara data yang dirilis Pornhub tahun lalu menunjukkan lalu lintas situs web dari India melonjak 95 persen selama tiga minggu pertama lockdown pada bulan Maret.

Meskipun larangan pemerintah terhadap situs web dewasa tetap berlaku, pengguna masih dapat mengakses konten serupa menggunakan layanan jaringan pribadi virtual (VPN) untuk menyembunyikan lokasi penjelajahan di dunia maya.

Menurut laporan Top10VPN pada November 2019, jumlah unduhan VPN di India meningkat 405 persen dalam setahun sejak Oktober 2018.

Baca Juga: Jenderal Andika Perkasa Bakal Jadi Panglima, Berikut Ini Daftar Orang Nomor Satu di TNI dari Masa ke Masa

Statistik tersebut menjadi simbol kekhawatiran sejumlah ahli terkait kian berkembangnya kecanduan pornografi di India. Mereka menyerukan program pendidikan seks yang lebih baik untuk negara dengan populasi pemuda terbesar di dunia tersebut.

Dokter Samir Parikh, direktur kesehatan mental dan ilmu perilaku di Rumah Sakit Fortis New Delhi, mengatakan, “Anak-anak perlu belajar mengevaluasi secara kritis pesan apa pun yang mereka terima, memahami motifnya dan yang paling penting, membedakan apa yang nyata dari fiksi.”

Sementara Dr. Sameer Malhotra, direktur departemen kesehatan mental dan ilmu perilaku di Max Super Specialty Hospital New Delhi, percaya kaum muda sangat rentan kecanduan pornografi akibat perilaku selama tahun-tahun perkembangan yang seringkali lebih kompulsif.

Baca Juga: Hari Agraria dan Tata Ruang, Wagub Jabar Tanam 5.000 Bibit Pohon di Kawasan Puncak

Ia menyebut kebiasaan menonton tayangan porno yang berlebihan menjadi cerminan sifat dan perilaku kompulsif dalam diri seseorang.

"Pendidikan seks yang sesuai dengan usia dan ditangani secara sensitif dapat membantu mencegah perilaku berisiko, juga mengatasi mitos terkait masalah seksual," katanya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: dailymail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah