Network
GALAMEDIA - Dua perempuan asal Los Angeles syok berat. Mimpi buruk IVF membuat keduanya melahirkan bayi orang lain setelah pihak laboratorium mencampuradukkan embrio mereka hingga tertukar.
Kasus mencuat saat pasangan musisi Alexander Cardinale (41) dan istrinya Daphna (43) merasakan ada yang berbeda dari buah hatinya.
Seiring waktu rasa penasaran itu tak juga hilang. Dan ternyata, kecurigaan keduanya terbukti. Bayi yang dilahirkan Daphna bukan darah dagingnya.
Baca Juga: Mediasi Gagal, Luhut Akan Layangkan Gugatan Perdata Rp100 Miliar Atas Kasus Tudingan Proyek Bisnis Tambang
Keputusan yang terasa “mengerikan” pun dilakukan. Alex dan Daphna melakukan tes DNA yang berujung pada pertemuan dengan perempuan yang tanpa sadar telah mengandung dan melahirkan anak mereka.
Dalam pertemuan yang emosional, pertukaran pun dilakukan. Kini Alex melayangkan gugatan pada klinik IVF, Pusat Kesehatan Reproduksi California, dan pemiliknya, Dr. Eliran Mor atas malpraktik medis, kelalaian, dan penipuan.
"Ini sesuatu yang sangat mengubah hidup," kata Daphna kepada People Magz pekan lalu seperti dikutip Galamedia dari DailyMail, belum lama ini.
Baca Juga: ET Tega Bacok Istrinya Sendiri Gara-gara Sering Mengutang dan Chatting dengan Lelaki Lain
“Kami masih harus berjuang menerima apa yang terjadi,” lanjutnya. Keluarga Alex sudah memiliki seorang putri berusia lima tahun ketika pada September 2019, Daphna kembali melahirkan bayi perempuan.
Alex mengatakan dirinya langsung merasakan ada “sesuatu yang lain” saat pertama kali melihat anak keduanya. Salah satunya ia tidak memiliki kemiripan dengannya ataupun Daphna.
Meskipun ia langsung menepis intuisinya kala itu tapi perasaan berbeda yang dirasakannya tak juga hilang. Alex merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Baca Juga: Serem! 7 Tanaman Ini Dipercaya Jadi Sarang Makhluk Halus, Salah Satunya Kerap Ada di Depan Rumah
Awalnya Daphna mencoba meyakinkannya bahwa semua baik-baik saja.
“Dia terlihat sangat berbeda dari kami. Tapi dia sangat dekat denganku karena aku yang menggendongnya dan aku juga yang melahirkannya,” ungkap Daphne.
Meski demikian fakta bahwa si bungsu lahir dari proses bayi tabung, Alex mulai memikirkan kemungkinan terburuk.
Kecurigaan keduanya baru terasa nyata saat keluarga mulai mengomentari betapa kecilnya bayi perempuan mereka dan tampak lebih mirip anak dari etnis berbeda.
Baca Juga: Persib vs Persija: Teja Paku Alam Kuatkan Mental, Taufik Hidayat Bersiap Hadapi Tim Tanah Kelahiran
Namun terlepas dari keraguan yang mengganggu, pasangan ini tetap mencintai gadis kecilnya hingga sebuah kejadian memicu Alex dan Daphna untuk langsung melakukan tes DNA. Kejadian dimaksud yaitu telepon dari pihak klinik.
Tak ada angin tak ada hujan, perwakilan klinik IVF menelepon untuk meminta foto bayi mereka. Daphna membeli alat tes DNA dan saat itu bayi mereka hampir berusia dua bulan.
Bagai disambar petir, mereka harus menerima kenyataan bahwa kecurigaan keluarga keduanya ternyata benar. Anak bungsu mereka sama sekali tidak memiliki hubungan genetik.
“Saat itu kita mulai hancur berantakan,” kata Alex.
Baca Juga: Ultah Beda Satu Hari, Rey Mbayang dan Dinda Hauw Saling Tulis Pesan Romantis di Media Sosial
Alex menyewa pengacara yang akhirnya mendapat keterangan dari klinik IVF yang mengonfirmasi bahwa laboratorium yang mereka gunakan telah mencampuradukkan embrio.
Akibatnya Daphna menerima embrio pasangan lain, sementara putrinya tumbuh di rahim ibu dari bayi yang dilahirkannya. Hasil tes DNA memastikan mimpi buruk ini.
Begitu mereka tahu yang sebenarnya, untuk kali pertama Alex dan Daphna melihat foto putri mereka yang telah dinamai Zoe. Keduanya memutuskan untuk tidak mengubahnya.
Baca Juga: Relaksasi Semakin Luas, Wakil Wali Kota Bandung Ingatkan Warga Soal Protokol Kesehatan
Mereka pun mulai melakukan kunjungan rutin untuk saling mengenal dengan perasaan tak terlukiskan. Baru pada Januari 2020 ketika putri mereka berusia empat bulan, kedua pasangan ini menukar sang buah hati untuk selamanya.
Meski sangat sulit, Alex dan Daphna tetap dekat dangan ibu sambung sang putri. Mereka pun mulai menghabiskan liburan dan ulang tahun bersama.
Di luar itu, Alex tetap dengan keputusannya meminta pertanggungjawaban pihak klinik atas malpraktik medis, kelalaian, dan penipuan.***
