Luhut Sebut Utang RI Senilai Rp 6.000 T Masih Terkendali: Itu Utang Produktif, Rakyat pun Bisa Menikmatinya

- 17 Desember 2021, 14:35 WIB
Menteri Kordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan
Menteri Kordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan //Dok. Sekretariat Kabinet RI/

GALAMEDIA - Belum lama ini, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan utang pemerintah saat ini masih dalam tahap terkendali.

Ia menegaskan utang senilai Rp 6.000 triliun tersebut merupakan utang produktif dengan rasio normal di bawah 60 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Menurutnya, tidak ada masalah dengan utang senilai Rp 6.000 triliun sejauh masih merupakan utang produktif.

Baca Juga: Doddy Sudrajat Akui Aksi Tabur Bunga di Tol Jombang Murni Keinginannya: Untuk Berdoa dan Sudah Dapat Izin

Luhut juga menyebut utang negara tersebut dapat membantu proses pembangunan dan rakyat bisa menikmatinya.

Dikatakan Luhut kini negara tengah memaksimalkan utang tersebut untuk digunakan bagi  kebutuhan rakyat.

Pernyataan Luhut tersebut menuai sorotan banyak pihak, salah satunya jurnalis senior, Farid Gaban.

Baca Juga: Verrell Bramasta Hadir di Perayaan Ultah Natasha Wilona, Warganet Tagih Postingan: Foto Sama Wilona Mana?

Melalui akun Twitter @faridgaban, ia mempertanyakan pihak yang menikmati utang seperti yang dikatakan Luhut.

“Siapa menikmati utang?” cuitnya yang dilansir Galamedia pada Jumat 17 Desember 2021.

Farid juga menyertakan data pengeluaran pemerintah pusat dalam cuitannya. Dikatakan, sebagian besar anggaran digunakan untuk membayar gaji dan fasilitas aparat negara.

Baca Juga: Dorong Ekonomi Kreatif, Bupati Bandung Gelontorkan Dana Pinjaman Tanpa Bunga Rp 40 Miliar untuk Pelaku Ekraf

“Data pengeluaran pemerintah pusat ini menunjukkan sebagian besar anggaran dipakai utk gaji dan fasilitas aparat negara,” ujarnya.

Farid juga mengungkap subsidi yang digunakan untuk publik semakin mengecil.

“Prosentasi makin besar utk bayar utang. Subsidi publik mengecil,” katanya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x