Florona, Infeksi Ganda dari Covid-19 dan Influenza? Kasus Pertama Ada di Israel!

- 3 Januari 2022, 20:54 WIB
 Isreal sudah mulai memberikan suntikan keempat vaksin terhadap Covid-19 / Hindustantimes.com
Isreal sudah mulai memberikan suntikan keempat vaksin terhadap Covid-19 / Hindustantimes.com /

GALAMEDIA – Belum lama ini, kasus Omicron yang menjadi varian berbahaya lain dari Covid-19 masih sangat hangat diperbincangkan. Namun tak lama, dugaan varian baru bernama Florona diduga menjadi kasus pertama di Israel.

Melansir dari hindustantimes.com, Florona diduga mampu mengindikasikan kerusakan besar pada sistem kekebalan tubuh.

Hal tersebut pun diungkapkan Dokter Nahla Abdel Wahab pada media Israel. Menurutnya, dalam Florona terdapat dua virus yang memasuki tubuh manusia secara bersamaan.

Israel yang dilaporkan telah mencatat kasus pertama Florona, diyakini sebagai infeksi ganda dari Covid-19 dan Influenza.

Menurut laporan yang diterima hindustantimes.com, kasus tersebut terlihat di minggu ini pada seorang wanita hamil yang dirawat di Rabin Medical Center untuk melahirkan.

Baca Juga: Ketahui Keutamaan Surat Al-Baqarah yang Dapat Diamalkan dalam Kehidupan Sehari-hari

Surat kabar Israel Yedioth Ahronoth melaporkan bahwa wanita itu belum di vaksinasi.

Sebelumnya, Omicron yang terdeteksi di Afrika pertama kali pada November 2021 lalu masih menggemparkan dunia. Varian ini pun mulai memasuki Indonesia belum lama ini. Namun, ternyata perlawanan ini masih harus berlanjut.

Florona Bukan Varian Baru dari Covid-19

Dokter yang menangani kasus ini di Israel menyatakan jika Florona bukanlah varian baru. Tetapi karena diyakini sebagai kejadian Flu dan Corona yang terjadi secara bersamaan.

Sehingga dokter tersebut pun tengah mempelajari karena kasus Influenza di Israel yang sedang melonjak dalam beberapa minggu terakhir ini.

Sementara itu, Israel sudah mulai memberikan suntikan vaksin ke-4 terhadap Covid-19. Khususnya, kepada setiap orang yang memiliki sistem kekebalan yang terganggu.

Baca Juga: Panglima TNI Bakal Turun Tangan? Habib Bahar 'Berkonflik' Dengan KSAD, Pengamat: Tak Baper Dikritik Rakyat

The US Centres for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS mengatakan jika untuk Covid-19 dan Influenza berlaku satu hari atau lebih.

“Satu hari atau lebih dapat berlalu antara ketika seseorang terinfeksi dan ketika dia mulai mengalami gejala penyakit,” ungkapnya pada media Israel.

Adapun meski untuk Covid-19 terinfeksinya akan memakan waktu lebih lama untuk mengalami gejala. Berbeda halnya jika mereka menderita Flu. CDC mencatat, pada Flu seseorang mengalami gejala di mana saja dari 1 hingga 4 hari setelah infeksi.

Sementara dengan Covid-19 timbulnya gejala sekitar 5 hari setelah terinfeksi, tetapi gejala dapat juga muncul sekitar 2-14 hari setelah terinfeksi.

Mengapa Kasus Muncul Sekarang?

Lebih lanjut CDC menjelaskan, Florona ini nampaknya menjadi laporan yang dikhawatirkan tambahan pada masa Covid-19.

Namun, para ahli mengatakan bahwa “koinfeksi virus sering terjadi di alam”. Faktanya, sejak awal pandemi, para ahli masyarakat khawatir tentang twindemic dalam kasus Covid-19 dan Influenza.

Tetapi, jarak sosial dan tindakan pencegahan lainnya terhadap virus corona, baru dianggap telah secara signifikan mengendalikan penyebaran influenza.***

 

Editor: Dicky Aditya

Sumber: News18 Hindustan Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x