Heboh Video Seorang Pria Membuang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru, Sebenarnya Apa itu Sesajen?

- 10 Januari 2022, 13:01 WIB
VIRAL, Video Pria Tendang Sesajen di Lumajang.
VIRAL, Video Pria Tendang Sesajen di Lumajang. /Tangkap layar video Twitter.com/@Setiawan3833

GALAMEDIA - Sebuah video yang memperlihatkan seorang pria membuang sesajen dan menendangnya di daerah erupsi Gunung Semeru menjadi viral di media sosial.

Video pembuangan sesajen tersebut terlihat dalam unggahan akun @Setiawan3833.

Peristiwa pembuangan sesajen itu menjadi bahasan panjang di Twitter yang memunculkan beragam reaksi dari warga Twitter.

Kehebohan video sesajen itu ikut memantik reaksi dari Bupati Lumajang yang mengajak warga untuk mencari pria tersebut.

Baca Juga: Atack on Titan Season 4 Bagian Kedua Sudah Rilis, Ini Link Nontonnya

Tak hanya Bupati Lumajang, video tersebut juga memunculkan reaksi dari Alissa Wahid yang merupakan putri Gusdur, Presiden Indonesia keempat.

Menurut Alissa dalam tulisannya yang diunggah di Twitter menyebutkan bahwa disilakan saja meyakini sesajen itu tidak boleh, tapi tidak jangan memaksakan hal tersebut pada mereka yang meyakininya.

Sampai sekarang polisi pun masih mencari dan memburu pria tersebut.

Lalu, sebenarnya sesajen itu apa sehingga membuat jagat Twitter jadi heboh?

Baca Juga: Penendang Sesajen di Gunung Semeru Diburu Polisi Tapi Ferdinand Hutahaean 'Dibiarkan', Tokoh NU Buka Suara

Mengutip KBBI Online sesajen atau sajen adalah “makanan (bunga-bungaan dan sebagainya) yang disajikan kepada orang halus dan sebagainya; semah.”

Sementara itu, mengutip tulisan dalam Jurnal Online Mahasiswa (JOM) Universitas Riau pada tahun 2018 yang berjudul “Makna Simbolik Sesajen Dalam Kesenian Tradisional Kuda Lumping Sanggar Karya Budaya Di Desa Kemuning Muda Kecamatan Bunga Raya Kabupaten Siak”, sesaji adalah aktualisasi dari pikiran, keinginan, dan perasaan pelaku untuk lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.

Fungsi dari sesajen adalah sebagai jembatan yang menghubungkan antara dunia manusia dengan Tuhan.

Beberapa daerah di Indonesia masih mempraktikkan ritual memberikan sesajen, seperti yang terjadi di daerah Gunung Semeru, Lumajang.

Baca Juga: Resep Camilan Banana Pompom, Bisa Jadi Ide Jualan

Selain di daerah tersebut, sesajen juga bisa ditemui di masyarakat Bali yang disebut dengan “Canang Sari.”

Sesajen tersebut kerap kali dijumpai di depan rumah maupun di tepi jalan dan ini merupakan salah satu perwujudan dari rasa terima kasih penduduk Bali kepada Tuhan, Sang Hyang Widhi Wasa.

Persembahan ini juga memiliki arti berserah diri atas materi serta waktu kepada Tuhan.

Isi dari sesajen canang sari yang diletakkan pada wadah berbentuk segi empat di antaranya sirih, pinang, daun janur, dan kapur yang merupakan simbol Tridharma Hindu di Bali, yaitu Dewa Brahma, Wisnu dan Siwa.

Baca Juga: Resep Camilan Banana Pompom, Bisa Jadi Ide Jualan

Dalam masyarakat Sunda menyediakan sesajen disebut dengan nyuguh yang berarti menyediakan sesajen kepada arwah leluhur dan biasanya dilakukan pada waktu tertentu.

Nyuguh biasanya dilakukan untuk menghormati salah satunya adalah Sri Pohaci atau Nyi Sri yang merupakan Dewi Padi yang diyakini sebagai ibu kehidupan atau indung hirup.

Biasanya sesajen yang diberikan berupa kemenyan atau asap dupa, pisang masak, rujak gula aren, dan parutan kelapa.

Di daerah Kediri dikenal ada Sesaji Jaranan yang disajikan sebelum pertunjukan jaranan.

Biasanya sesepuh jaranan mempersiapkan sesajen tersebut sebelum kesenian jaranan dilaksanakan dan sesajennya berisi seperti beras kuning, jenang sengkala, kelapa, pisang, kinangan, telur, kembang setaman, minyak wangi, kendi, pecok, dan bakal tikar.

Baca Juga: Pemilu 2024 Diusulkan Ditunda, Prabowo-Tito Karnavian Jadi Plt. Presiden, Demokrat: Itulah Hukumnya

Sesajen juga bisa ditemui pada perayaan tahun baru masyarakat Tionghoa yang dikenal dengan sebutan Imlek.

Pada perayaan Imlek, masyarakat Tionghoa akan menyajikan sesajen berupa wajik tumpeng, kue ku, dan kue keranjang.

Di Pulau Belitung terdapat tradisi yang disebut dengan Buang Jong yang merupakan upacara adat dari Suku Sawang.

Upacara adat ini diselenggarakan pada sekitar Agustus hingga November dan bentuk sesajennya adalah miniatur rumah kecil yang didirikan di atas replika perahu yang berisi hasil bumi atau jajanan.

Baca Juga: Sebagian Besar Kasus Omicron di Indonesia Berasal dari Pelaku Perjalanan Luar Negeri, Tokoh NU Marah Besar

Di Kalimantan dikenal upacara adat Mappanretasi yang dilaksanakan oleh masyarakat nelayan Bugis di sana.

Sesajen yang diberikan oleh para nelayan di antaranya buah-buahan, ayam panggang, dan ketan.

Semua makanan tadi kemudian dilarung di laut.

Upacara ini merupakan perwujudan rasa syukur atas rezeki yang sudah mereka terima. ***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x