Soal Isu Pemetaan Masjid dan Ponpes, Hilmi Firdausi: Radikalisme Destruktif Memang Harus Dicegah, Namun...

- 29 Januari 2022, 20:30 WIB
Aktivis dakwah, Hilmi Firdausi.
Aktivis dakwah, Hilmi Firdausi. /Instagram @hilmi.firdausi

GALAMEDIA - Aktivis dakwah, Hilmi Firdausi menanggapi rencana mengenai pemetaan masjid dan pondok pesantren (Ponpes).

Sebelumnya, diketahui Direktur Keamanan Negara Badan Inteljin Keamanan Mabes Polri Brigjen Umar Effendi berencana untuk melakukan pemetaan masjid-masjid.

Hal tersebut diketahui guna mencegah penyebaran paham radikal yang belakangan ini dianggap telah tersebar di masyarakat.

Baca Juga: Cara Dapat Sertifikat Vaksin Internasional Standar WHO, Simak Langkah Ini

Namun, Umar Effendi tidak menjelaskan secara rinci masjid-masjid mana yang akan masuk dalam pemetaan Polri.

Menanggapi hal tersebut, Hilmi mempertanyakan apakah setelah adanya rencana pemetaan masjid akan dilakukan pemetaan juga pada tempat ibadah agama lainnya.

"Setelah masjid & ponpes dipetakan, apa ada rencana mau dilakukan juga pemetaan terhadap tempat ibadah & sekolah agama lain?," cuitnya dikutip Galamedia dari Twitter @Hilmi28, Sabtu 29 Januari 2022.

Baca Juga: Wajib Tahu! Ini 5 Tanda Seseorang Manipulatif, Jangan Sampai Lengah dan Tertipu

Lebih lanjut, Hilmi juga menilai menempatkan Islam sebagai pihak tertuduh merupakan tindakan yang kurang bijaksana.

"Radikalisme destruktif mmg hrs dicegah, namun menempatkan Islam, muslim, masjid, ponpes selalu sbg pihak tertuduh juga kurang bijaksana," tandasnya.

Sebelumnya, diketahui Brigjen Umar Effendi menyampaikan rencana tersebut dalam acara Optimalisasi Islam Wasathiyah dalam Mencegah Ekstremisme dan Terorisme yang digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada Rabu, 26 Januari 2022.

Baca Juga: Anies Baswedan Sindir Jokowi, Sebut Jangan Asal Kerja Tanpa Gagasan, Harusnya Gragas Tanpa Kemaluan, Benarkah?

“Kemarin kita juga sepakat dalam diskusi mapping (pemetaan) masjid, Pak. Mohon maaf,” kata Umar di acara itu yang ditayangkan di kanal Youtube Official TV MUI secara langsung.

“Masjid warnanya macam-macam ada yang hijau, ada yang keras, ada yang semi keras dan sebagainya. Ini jadi perhatian kita semua,” kata Umar.

Umar Effendi mengatakan, perkembangan paham ekstremisme dan radikalisme di Indonesia tidak lepas dari perkembangan situasi di global dan regional.

"Salah satunya kondisi di Afghanistan di mana kemenangan Taliban dianggap sebagai kemenangan umat Islam yang secara langsung maupun tidak, berpotensi menimbulkan simpati dari kelompok radikal termasuk di Indonesia," katanya.***

Editor: Annisa Nur Fadillah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah