Hilal Tidak Terlihat Karena Mendung dan Hujan, Bulan Rajab 1443 H Jatuh Pada Kamis 3 Februari 2022

- 2 Februari 2022, 08:36 WIB
Ilustrasi penentuan hilal bulan Rajab.
Ilustrasi penentuan hilal bulan Rajab. /ANTARA FOTO/Asep Fathulrahman/foc

 

GALAMEDIA - Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengumumkan awal Rajab 1443 H jatuh pada hari Kamis, 3 Februari 2022.

Keputusan tersebut diambil berdasarkan tim rukyat yang tidak bisa melihat hilal di seluruh Indonesia pada Selasa, 1 Februari 2022 kemarin.

Dikabarkan bahwa dari 22 titik lokasi rukyatul hilal bil fi'li yang tersebar di delapan provinsi, tak ada satu pun yang berhasil melihat hilal.

PBNU mengungkapkan bahwa delapan provinsi tersebut terhalang oleh mendung dan hujan, sehingga tidak dapat melihat hilal.

Baca Juga: Gelombang Ketiga Covid-19 Memasuki Indonesia, PPKM Jawa-Bali Kembali Diperpanjang sampai 7 Februari 2022

"Rata-rata terhalang mendung dan hujan. Dengan demikian, maka umur bulan Jumadal Akhirah digenapkan (istikmal) 30 hari," kata Wakil Ketua Umum PBNU Bidang Keagamaan dan Hubungan Lembaga KH Zulfa Mustofa, dikutip Galamedia dari laman NU.

Menurut Kiai Zulfa, keputusan tersebut diambil sesuai dengan tuntunan Rasulullah dan pendapat imam mazhab yang empat (al-madzâhib al-arba’ah), ketika hilal terhalang mendung, maka usia bulan digenapkan 30 hari.

Sementara, PBNU pun mengajak seluruh warga Nahdlatul Ulama untuk mengisi bulan Rajab dengan berbagai amal kebaikan.

Pasalnya, bulan ini adalah salah satu bulan istimewa karena di dalamnya turun perintah shalat lima waktu yang diterima langsung oleh Rasulullah dalam peristiwa Isra' Mi'raj.

Baca Juga: Edy Mulyadi Terancam 10 Tahun Penjara Imbas Pernyataan 'Jin Buang Anak', Netizen: Arteria Dahlan Apa Kabar Ya?

Bagi kaum Nahdliyin sendiri, Rajab juga menjadi istimewa karena Nahdlatul Ulama dilahirkan pada bulan ini, tepatnya pada 16 Rajab 1344.

"Keistimewaan itu semakin bertambah karena dalam kalender hijriah, tahun ini Nahdlatul Ulama memasuki usia ke-99 tahun," ungkap KH Zulfa Mustofa.

Sebagai informasi, kajian falakiyah LF PBNU menunjukkan posisi hilal terletak jauh di atas ufuk, tepatnya +3 derajat 14 menit 51 detik dan lama hilal 15 menit 23 detik, dengan markaz Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, koordinat 6º 11’ 25” LS 106º 50’ 50” BT.

Sementara konjungsi atau ijtimak bulan terjadi pada Selasa 1 Februari 2022 pukul 12:46:14 WIB. Sementara itu, letak matahari terbenam 17 derajat 13 menit 29 detik selatan titik barat, sedangkan letak hilal berada pada posisi 20º 32’ 49” selatan titik barat.

Baca Juga: Mirror Selfie, Style Dian Sastro Bikin Warganet Dag-dig-dug: Awet Muda Banget!

Adapun kedudukan hilal berada pada 3 derajat 19 menit 20 detik selatan matahari dalam keadaan miring ke selatan dengan elongasi 5 derajat 22 menit 35 detik.

Berdasarkan kajian falakiyah yang sama, parameter hilal terkecil terjadi di Kota Jayapura, Papua dengan tinggi 1 derajat 58 menit dan lama hilal di atas ufuk 9 menit 22 detik.

Sementara parameter hilal terbesar terjadi di Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat dengan tinggi 3 derajat 19 menit dan lama hilal di atas ufuk 15 menit 41 detik).

Lantaran di seluruh Indonesia tinggi hilal adalah positif di atas dua derajat, maka pada saat matahari terbenam posisi hilal masih terletak di atas ufuk.

Baca Juga: Covid-19 di Indonesia Masuk Gelombang Tiga, Kemenkes Siapkan Antisipasi Untuk Pasien Terinfeksi

Artinya, tinggi hilal di seluruh Indonesia secara keseluruhan sudah memenuhi kriteria imkanur rukyah (hilal mungkin teramati).

Walaupun demikian, karena hilal tidak terlihat, maka Jumadal Akhirah digenapkan 30 hari sehingga awal Rajab jatuh pada Kamis, 3 Februari 2022.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x