Tak Butuh Waktu Lama, 4.800 Liter Minyak Goreng di Gempol Cimahi Ludes Terjual

- 22 Februari 2022, 20:28 WIB
Operasi Pasar (OP) minyak goreng di Borma Gempol Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Selasa (22/2), diserbu warga.
Operasi Pasar (OP) minyak goreng di Borma Gempol Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Selasa (22/2), diserbu warga. /Laksmi Sri Sundari/Galamedia/
GALAMEDIA - Operasi Pasar (OP) minyak goreng di Borma Gempol Kelurahan Melong, Kecamatan Cimahi Selatan, Kota Cimahi, Selasa (22/2/2022), diserbu warga.
 
Mereka rela antre untuk mendapatkan minyak goreng kemasan premium tersebut.
 
Dalam operasi pasar yang digelar Kementerian Perdagangan (Kemendag) tersebut, disediakan sebanyak 4.800 liter. Harga Minyak goreng yang dijual dalam OP tersebut sesuai dengan Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp 14 ribu per liter.
 
 
Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UKM dan Perindustrian (Disdagkoperin) Kota Cimahi, Dadan Darmawan menjelaskan, OP minyak goreng tersebut digelar oleh Kemendag menggandeng distributor.
 
"Tadi dilakukan dua kali pengiriman, yang pertama sebanyaj  3.600 liter, yang kedua nambah 1.200 liter, dan langsung habis," katanya.
 
Warga yang akan membeli minyak goreng, harus memperlihatkan kupon yang sudah diberikan sebelumnya oleh pihak Borma.
 
 
"Dibagi kupon ke warga sama Borma-nya. Minyak gorengnya kemasan 2 liter dengan harga Rp 28 ribu. Warga yang akan membeli minyak goreng dibatasi maksimal 4 liter per orang," beber Dadan. 
 
Sementara itu puluhan warga terlihat mengantre untuk membeli minyak goreng di basemen parkiran Borma Cihanjuang, Kota Cimahi, Selasa (22/2). Mereka harus mengantre dan meng-scan barcode vaksin pada aplikasi Peduli Lindungi untuk masuk ke supermarket. 
 
Lasmina (52), salah satu warga yang ikut mengantre, menuturkan antrean sudah terjadi sebelum pintu dibuka. Mereka terpaksa mengantre karena membutuhkan minyak goreng untuk kebutuhan sehari-hari.
 
 
"Lagi ngatre minyak.  Dari jam setengah 10 an kita udah pada ngatre," ucap Lasmina. 
 
Lasmina tidak memiliki aplikasi peduliLindungi. Ia hanya membawa foto surat vaksinasi miliknya. "Saya bawanya foto ini, nggak apa apa kan," ucapnya. 
 
Dirinya menyayangkan dengan adanya aturan tersebut, ia merasa kasian kepada warga yang belum divaksin sama sekali. 
 
"Ya kasian ke yang belum divaksin, pulang lagi," ucapnya. 
 
 
Ketika masuk, sejumlah warga diminta mengantre kembali karena kemasan minyak tidak dipajang. Melainkan, beberapa karyawan swalayan memberikan satu demi satu minyak kepada pembeli. 
 
Warga hanya diberikan satu kemasan minyak untuk kemasan 2 liter dengan harga Rp 28 ribu. Sedangkan untuk kemasan 1 liter diberikan dua kemasan dengan harga per kemasan Rp 14 ribu. 
 
Asisten Supervisor Borma Cihanjuang, Supriyanto mengatakan, aturan scan peduliLindungi merupakan aturan lama untuk masuk ke pasar swalayan. Ia membantah bahwa scan barcode merupakan syarat untuk membeli minyak goreng. 
 
 
"Itu memang sudah aturan pemerintah jauh- jauh sebelumnya, sebelum minyak langka aturannya seperti itu. Harus scan barcode. Sedangkan untuk minyak tidak ada syarat apa-apa," ucap Supriyanto. 
 
Meski demikian, masih terlihat sejumlah warga yang tidak membawa KTP, kartu vaksin, maupun aplikasi peduliLindungi. Supriyanto mengatakan, masih memberikan kelonggaran bagi warga, karena dinilai kebutuhan mendesak. 
 
"Kita masih memberikan toleransi karena kebutuhannya mendesak kepada minyak. Tapi kita juga ingatkan supaya menjaga protokol kesehatan," ucapnya. 
 
 
Ia pun menuturkan bahwa stok minyak kemasan masih tersedia. Namun, dirinya tidak dapat memastikan stok tersebut akan bertahan hingga beberapa hari ke depan. 
 
"Selama ini masih cukup. Masih ada sampai sore dan malam. Besok dan lusa kita tidak bisa menjanjikan stok ada. Karena kita juga tergantung dari pasokan. Kalau mencukupi ya ada. Tergantung pasokan dari distributornya," pungkasnya.***

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x