Network
GALAMEDIA - Belum lama ini publik digemparkan dengan pernyataan pidato Presiden Rusia Vladimir Putin pada 23 Februari 2022.
Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasikan dalam vidatonya perang dengan Ukraina.
Seperti yang dilansir Galamedia dari laman NewYorkPost pada kamis 24 Februari 2022, Putin mengklaim Rusia sedang melakukan oprasi militer khusus.
Baca Juga: Resep Kue Kararaban Khas Banjarmasin Enak dan Cepat
Oprasi militer khusus yang dilakukan Rusia menurut putin bukan untuk menduduki wilayah Ukraina namun untuk mendemiliterisasi Ukraina.
Dalam vidatonya Putin juga mengancam negara-negara yang mencoba mengganggu tindakannya atau ikut campur, bakal menghadapi konsekuensinya.
Selain itu juga Putin berbicara kepada pasukan Ukraina, mendesak agar mereka segera meletakkan senjatanya.
Baca Juga: Bikin Resah, Sungkeman Gagal Sakral Gegara Bocah Mainkan Gaun Pengantin
Dari pernyataan Presiden Rusia, tak lama dari itu menurut keterangan terdengar ledakan di beberapa kota di Ukraina.
Ledakan itu terjadi di kota-kota yang merupakan kota besar di Ukraina yaitu kota Kharkiv, Odessa, Mariupol, dan ibu kota Kiev.
Selain ledakan yang terdengar dibeberapa kota, penyerbuan Ukraina juga terekaman cctv kota di Krimea.
Baca Juga: Menjadi Pemain Terbaik Pekan ke-26, Beckham: Ini Jadi Motivasi dan Saya Harus Terus Belajar
Video yang memperlihatkan militer Rusia menyerbu kota di Ukraina melalui jalan Krimea terekam jelas, seperti yang dibagikan akun Twitter @TxtdariHI.
Hal itu menjadi kebenaran langkah Rusia dalam melancarkan literisasinya terhadap Ukraina.
Buntut dari pernyataan ini pemerintahan Amerika Serikat (AS) yang merupakan negara pembela Ukraina pun bereaksi keras.
Baca Juga: Lagi, Fuji Dapat Hadiah Sandal dengan Banderol Menohok
Amerika Serikat melalui presiden Joe Biden langsung merilis pernyataannya, menurutnya hal yang dilakukan Rusia membawa bencana yang akan menghilangkan banyak nyawa serta penderitaan.
"Presiden Rusia Vladimir Putin telah memilih perang yang direncanakan yang akan membawa bencana hilangnya nyawa dan penderitaan manusia. Rusia sendiri yang bertanggung jawab atas kematian dan kehancuran yang akan ditimbulkan oleh serangan ini," ujar Joe Biden.***
