Penyebab Konflik Rusia dan Ukraina Terus Memanas Hingga Ancaman Perang Dunia 3 Akan Dimulai

- 25 Februari 2022, 08:19 WIB
Kerusakan yang terlihat di Kharkiv, setelah pasukan Rusia melakukan serangan.*
Kerusakan yang terlihat di Kharkiv, setelah pasukan Rusia melakukan serangan.* /Rex/

GALAMEDIA - konflik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina terus memanas, ketegangan ini membuat ancaman perang dunia tiga ramai dibicarakan di media sosial.

Ketegangan antar Rusia dan Ukraina ini membuat agresi militer dilakukan oleh Rusia pada Kamis, 24 Februari 2022 kemarin.

Presiden Rusia, Vladamir Putin pun mendeklarasikan perang dan terhadap ibukota Kyiv telah di bom, sehingga masyarakat Ukraina diminta menyelamatkan diri.

Bahkan senator Amerika Serikat, Lindsey Graham juga angkat bicara jika ketegangan antar Rusia dan Ukraina bisa merembet jadi perang dunia 3 jika China dan Iran ikut beraksi.

Baca Juga: Profil Indra Kenz yang Ditetapkan Sebagai Tersangka, Sebelum Kenal Trading Hingga Hidup Mewah

Karena Graham berpendapat jika China masih mengupayakan untuk mengakusisi Taiwan, sedangkan Iran memiliki misi untuk membesarkan hegemoni islam dengan senjata nuklir mereka.

“Ketika China dan Iran ikut beraksi untuk meraih agenda mereka masing-masing, kita akan mengalami perang dunia 3,” kata Graham, dilansir Fox News, Jumat 25 Februari 2022.

Lalu apa yang membuat konflik Rusia dan Ukraina terus memanas, berikut rangkuman galamedia dari berbagai sumber.

Konflik antar Rusia dan Ukraina ini sebenarnya bermula karena adanya perebutan wilayah semenanjung Crimea, sebab posisi wilayah tersebut dianggap strategis untuk menjadi wilayah konflik.

Baca Juga: Indra Kenz Tersangka dan Terancam 20 Tahun Bui, Ernest Prakasan Bilang Begini

Kondisi ini sudah terjadi sejak 2013 lalu ditandai dengan kondisi Ukraina yang semakin memburuk dan dilanda krisis politik.

Sebelumnya Presiden Ukraina kala itu, Viktor Yanukovych diinfokan pro pada Rusia, hal tersebut dilakukan untuk meredam konflik yang terjadi antara dua wilayah tersebut.

Kemudian Presiden Yanukovych membuat kebijakan yang kontroversi dengan menolak perjanjian asosiasi antar Uni Eropa dengan Ukraina supaya hubungan Kyiv dan Moskow semakin dekat.

Namun rakyat Ukraina tidak menyetujui kebijakan itu hingga akhirnya parlemen melengserkan Presiden Yanukovych.

Baca Juga: Rusia Invasi Ukraina, Schalke 04 Copot Nama Sponsor Perusahaan Gas Gazprom dari Jerseynya

Setelah itu muncul konflik baru, terdapat dua kubu yang pro Rusia dan pro Uni Eropa. Mereka datang dari berbagai kalangan, dukungan Rusia datang dari politikus dan warga Crimea.

Sedangkan pro Uni Eropa datang dari warga yang mendukung Yanukovych untuk dilengserkan dari Ukraina, masyarakat Crimea pun meminta agar Rusia membantu menyelesaikan konflik.

Ukraina justru menuduh jika itu adalah strategi mereka mengambil Crimea hingga terjadi pemberontakan separatis di wilayah tersebut.***

Editor: Dadang Setiawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah