Kremlin Kirim 400 Tentara Bayaran ke Jantung Ukraina untuk Membunuh Presiden Zelensky dan 23 Elite Pemerintah

- 28 Februari 2022, 16:05 WIB
Kolase foto Vladimir Putin dan  Volodymyr Zelensky (kanan).
Kolase foto Vladimir Putin dan Volodymyr Zelensky (kanan). /Sergei Ilyin/Kremlin via Reuters - Instagram/zelenskiy_official/

GALAMEDIA - Lebih dari 400 tentara bayaran Rusia diterbangkan dari Afrika untuk membunuh Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, demikian terungkap tadi malam.

Sebuah milisi swasta yang dikenal dengan nama Wagner Group diduga mendapat perintah dari Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghabisi Zelensky  dan 23 tokoh pemerintah guna memuluskan langkah Moskow mengambil alih negara Eropa timur tersebut.

Menurut Times, kelompok tentara  bayaran ini dijalankan  oligarki Yevgeny Prigozhin,  sekutu dekat orang nomor satu Rusia yang dijuluki Putin’s Chef.

Baca Juga: Penyanyi Nindy Ayunda Kenakan Anting Alat Tes Swab, Curi Perhatian Netizen

Mereka diterbangkan lima minggu lalu dengan tawaran sejumlah dana besar untuk misi tersebut. .

Operator militer yang sangat terlatih ini hanya tinggal menunggu lampu hijau dari Kremlin untuk menghabisi daftar sasaran.

Termasuk perdana menteri Ukraina, seluruh kabinet, Wali Kota Kyiv Vitali Klitschko dan saudaranya Wladimir , keduanya legenda tinju yang kini menjadi figur ikonik di garis depan Kyiv.

Namun rencana ini bocor di tingkat eselon pemerintahan Ukraina pada Sabtu pagi.

Baca Juga: DATA TERBARU, Korban Meninggal Gempa di Pasaman Barat Bertambah

Kyiv pun mengumumkan jam malam selama 36 jam sehingga tentara bisa menyapu jalanan untuk menyisir para penyabot Rusia.

Dikutip Galamedia dari DailyMail, Minggu 28 Februari 2022 warga diperingatkan bahwa mereka berisiko 'ditiadakan' jika sampai mereka terlihat di luar selama jam malam, karena dapat dianggap sebagai musuh.

Sebuah sumber yang mengetahui Wagner Group mengatakan kepada Times bahwa sekitar  2.000 - 4.000 tentara bayaran tiba di Ukraina pada bulan Januari lalu, tetapi dengan misi yang berbeda.

Baca Juga: Bak Sarang Penjahat James Bond, Musuh Besar Putin Ungkap Istana Rahasia Presiden Rusia Black Sea Palace

Beberapa dikirim ke wilayah Donetsk dan Luhansk yang dikuasai pemberontak di kawasan timur, sementara 400 orang yang ditugaskan untuk menghabisi Zelensky menuju Kyiv dari Belarus.

Kelompok pembunuh ini dikatakan melacak Zelesnky dan anggota pemerintahannya melalui ponsel dan mengaku mengetahui keberadaan  mereka setiap saat.

Sumber lain mengklaim para pembunuh bayaran ini diberitahu untuk tiarap saat Putin mengadakan 'pembicaraan damai' dengan Zelensky minggu ini.

Baca Juga: Zelensky Sambut Bayi Ajaib Ukraina, Lahir di Tengah Hujan Bom Pasukan Tempur Rusia

Tapi mereka diduga telah diberitahu bahwa pemimpin Rusia itu tidak memiliki keinginan untuk mencapai kesepakatan dan menyebut pertemuan di perbatasan Belarusia ini sebagai ‘formalitas’.

Berita tentang rencana pembunuhan sendiri tampaknya tidak membuat Zelensky goyah. Ia bahkan mengakui dirinya target nomor dan  mengatakan pasukan khusus Rusia sedang memburunya.

Ketika Amerika menawarkan untuk mengevakuasinya keluar dari Ukraina, Zelensky menolak tegas. Kepada  Presiden Joe Biden ia mengatakan, “Saya butuh amunisi, bukan tumpangan.”

Baca Juga: Kabar Terbaru Perseteruan Kalina Oktarani Dengan Vicky Prasetyo yang Malah Makin Akrab dengan Mantan Mertua

Pasukan khusus Wagner telah melakukan operasi rahasia di seluruh Afrika dan Timur Tengah, termasuk Suriah, dan  baru-baru ini berada di Ukraina untuk memandu tank Rusia memasuki ibu kota.

Jenderal Sir Richard Barrons, mantan komandan Komando Pasukan Gabungan, mengatakan, “Mereka sangat efektif karena sulit ditebak. Mereka dapat muncul dari bayangan, melakukan hal-hal yang sangat kejam dan menghilang tanpa jelas siapa yang bertanggung jawab.”

“Mereka tidak secara langsung terkait dengan pemerintah Rusia dan karena itu masuk akal untuk disangkal,” tambahnya.

Baca Juga: Rusia Siapkan Tsunami Nuklir, Putin Ancam Dunia dengan Torpedo Poseidon 2M39

Sumber Times menyebut milisi Wagner mendapat pengarahan terkait rencana Putin di Ukraina pada bulan Desember lalu, jauh sebelum tentara Rusia mengetahuinya.

Tentara dan para jenderal yang menentang rencana invasi mendapat ancaman dan beberapa telah dieksekusi karena melakukannya.***

Editor: Mia Fahrani

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x