"Otomatis juga stok lama harus menjual dengan harga agak turun karena selama ini masalahnya sebetulnya masih ada stok lama yang nggak mau dijual sesuai HET. Tetapi ada nggak di pasar (minyak goreng)? Ada," katanya.
Dengan bertambahnya suplai di pasaran, ia memperkirakan harga minyak goreng mampu kembali sesuai HET.
"Perlahan-lahan bisa turun, butuh waktu," katanya.
Sementara itu, ia mengatakan permasalahan minyak goreng yang harganya hingga saat ini masih cukup tinggi tidak hanya terjadi di Kota Solo tetapi juga di berbagai daerah di Indonesia.
Untuk di Solo, hingga saat ini kebutuhan masyarakat terhadap minyak goreng sebagian dicukupi oleh operasi pasar baik yang dilakukan di tingkat kecamatan maupun pasar.
Sebelumnya, ribuan liter minyak goreng disalurkan oleh Dinas Perdagangan Kota Surakarta bekerja sama dengan Bulog dan perusahaan swasta untuk masyarakat yang membutuhkan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Heru Sunardi mengatakan untuk operasi pasar tersebut Pemkot Surakarta menggandeng tujuh pemasok, yakni lima perusahaan swasta ditambah Pedaringan dan Bulog.
"Semua dijual dengan harga Rp14.000/liter, sesuai dengan ketentuan," tandasnya.***