Angka Stunting Garut Ke-4 Tertinggi se-Jawa Barat

- 21 Maret 2022, 19:21 WIB
Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Garut, dr. Hani Firiani Budiman.
Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Garut, dr. Hani Firiani Budiman. /


GALAMEDIA - Angka stunting di Kabupaten Garut masih merupakan yang tertinggi ke-4 se-Jawa Barat, walupun hal itu ada perbedaan angka antara laporan dari pusat dengan kabupaten.

Wakil Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kabupaten Garut, dr. Hani Firiani Budiman, mengatakan stunting adalah kondisi gagal tumbuh akibat kekurangan gizi di seribu hari pertama kehidupan anak. Kondisi ini, terangnya, berefek jangka panjang hingga anak dewasa dan lanjut usia.

"Stunting di Kabupaten Garut pada saat ini angkanya masih tinggi, walaupun kita mendapatkan angka berbeda laporan dari kabupaten. Kemarin laporan dari pusat cukup tinggi mungkin ke 4 tertinggi di Jawa Barat," ujarnya, Senin 21 Maret 2022.

Menurut Hani, ini semua membutuhkan aksi dari semua pihak bukan hanya intervensinya. Perbedaan angka ini, lanjutnya, perlu ditelusuri. Apakah betul cara pengukurannya. Kalau sudah betul, tambahnya, kita juga mesti betul cara mendiagnosanya, karena ini sering terlewat.

Baca Juga: Ria Ricis Akui Tak Ingin Memiliki Anak yang Mirip Dirinya, Teuku Ryan Kaget: Ih Jangan Gitu

"Pertama cara mengukur tinggi dan panjang badan, dan kemudian yang kedua cara mendiagnosanya. Bagaimana kita mendapatkan diagnosa stunting itu, ketika mendapatkan panjang dan tinggi badan dibandingkan usia," ucapnya.

Dan ketiga, menurut Hani, yang terpenting adalah intervensi. Sebelum intervensi harus betul dulu penilaiannya. Ia menyebutkan, kalau kita terus intervensi tapi penilaiannya salah, tentu saja aksinya juga salah.

“Intervensi ini harus asisment di lapangan, faktornya apa. Apakah faktor integnya yang kurang atau faktor pola asuhnya yang kurang atau karena faktor kebersihan yang kurang, nah ini juga mesti dinilai," katanya.

Hani menuturkan, untuk mendapat penilaian yang akurat, mesti ada rempug stunting mulai di tingkat RT, RW, Desa/Kelurahan, kecamatan sampai ke tingkat kabupaten. Bagaimana kita menggerakan memahami stunting itu sendiri.

Menurut Hani, harus faham dulu dan ketika sudah faham barulah mereka menilai di lapangan berapa jumlah sebenarnya dari stunting itu, dan kemudian juga mereka harus bersama-sama kemitraan di tingkat desa membuat rempug stunting sehingga strateginya tepat, intervensinya juga tepat.

Baca Juga: PBB Tetapkan Hari Perangi Islamophobia, MUI: Di Abad 21 Ini Islamophobia Meningkat

Halaman:

Editor: Dicky Aditya


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x