Greenpeace Ungkap Alasan Hadang Kapal Tangker Pertamina di Perairan Denmark

- 5 April 2022, 16:11 WIB
Aktivis greenpeace saat memblokage kapal tanker pertamina Indonesia/screenshot
Aktivis greenpeace saat memblokage kapal tanker pertamina Indonesia/screenshot /Tiktok/

GALAMEDIA - Aktivis Greenpeace melakukan aksi penghadangan terhadap kapal tangker dengan tulisan Pertamina Prime di perairan Denmark.

Aksi hadang kapal tangker Pertamina Prime di perairan Denmark itu dilakukan Aktivis Greenpeace pada Kamis, 31 Maret 2022 lalu.

Kabar tentang aksi Aktivis Greenpeace hadang kapal tangker Pertamina Prime di perairan Denmark itu viral hingga hari ini Selasa, 5 April 2022.

Baca Juga: UPDATE TERKINI KEBAKARAN RSKIA Kota Bandung, 8 Mobil Pemadam Diterjunkan, Penyebab Kebakaran Seperti Ini

Menurut informasi yang disebarkan Greenpeace Indonesia, kapal tangker Pertamina Prime diketahui berbendera Singapura, bukan Indonesia.

"Kapal Pertamina Prime milik Pertamina itu terdaftar di Singapura, bukan Indonesia," tulis Greenpeace Indonesia dalam akun Instagram resminya seperti dikutip Galamedia.

Menurut data yang diberikan Aktivis Greenpeace di Denmar, kapal tangker Pertamina Prime melakukan perpindahan muatan 100.000 ton minyak Rusia dari kapal supertanker lain Seaoath dengan menggunakan kayak dan perahu karet di perairan Denmark.

Turut terungkap alasan Aktivis Greenpeace Denmark melakukan penghadangan terhadap kapal tangker Pertamina Prime.

Baca Juga: KEBAKARAN RSKIA Kota Bandung, Kepanikan Warnai Evakuasi Pasien dan Pegawai Rumah Sakit

Menurut informasi yang diumumkan Greenpeace Indonesia, aksi ini adalah bentuk protes atas perang yang terjadi di Ukraina.

Aksi ini juga sebagai desakan untuk penghentian penggunaan bahan bakar fosil yang membuat krisis iklim Bumi semakin memburuk.

"Perang, apapun alasannya hanya akan mengorbankan masyarakat dan membuat kehancuran pada lingkungan, dan hanya menguntungkan oligarki, politisi korup, industri militer dan industri minyak bumi," papar Greenpeace Indonesia.

"Apa yang terjadi di Hiroshima, Palestina, Iraq, Afghanistan hingga Suriah adalah contoh nyata dari apa yang ditinggalkan oleh perang, dampak buruk yang akan dirasakan oleh generasi turun temurun dan akan butuh waktu sangat lama untuk menyembuhkannya," tambahnya.

Baca Juga: Syarat Mudik Lebaran Tahun Ini, Warga Bandung Wajib Tahu Nih

Greenpeace sendiri merupakan Lembaga Swadaya Masyakarat yang lahir dari gerakan anti perang.

Aksi pertama Greenpeace adalah memprotes uji coba senjata nuklir milik Amerika Serikat di Amchitka, Alaska pada 1971.

Greenpeace juga memprotes berbagai perang mulai dari Vietnam, hingga perang Teluk, Irak dan Afghanistan yang lebih didasari kepentingan industri bahan bakar minyak.

"Kami percaya bahwa dunia tanpa perang dan tanpa bahan bakar fosil yang merusak lingkungan Bumi kita, adalah dunia yang dibutuhkan agar anak-anak kita generasi penerus nanti memiliki masa depan yang lebih baik. Itulah yang kami sedang perjuangkan," beber Greenpeace Indonesia.

"Yang jelas perang itu hanya terasa menyenangkan bagi mereka yang sama sekali tidak memiliki pengalaman akan itu dan jauh dari medan perang itu sendiri," tandasnya.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah