Baca Juga: Ada Apa Luhut Temui Elon Musk di Amerika Serikat?
Baik sebagai kandidat maupun presiden, Trump menjadikan Twitter sebagai megafon yang kuat untuk berbicara langsung kepada publik, sering kali menggunakan bahasa yang menghasut dan memecah belah pada isu-isu hangat. Dia secara permanen dilarang dari layanan setelah penyerbuan 6 Januari di Capitol.***