Karyawan Bisa Bertindak Sebagai Influencer untuk Memajukan Perusahaan

- 31 Mei 2022, 20:37 WIB
Hasil riset kolaborasi antara School of Business and Management (SBM), Institut Teknologi Bandung dan Huddersfield Business School, The University of Huddersfield mengeksplorasi bagaimana BUMN di Indonesia memilih dan mengelola employee influencers mereka./dok.IST
Hasil riset kolaborasi antara School of Business and Management (SBM), Institut Teknologi Bandung dan Huddersfield Business School, The University of Huddersfield mengeksplorasi bagaimana BUMN di Indonesia memilih dan mengelola employee influencers mereka./dok.IST /

Sangat menarik bahwa bayaran bukanlah motivator utama bagi employee influencers. Namun apresiasi lain yang bisa diberikan.

Mengingat respondent dalam riset ini adalah kaum Milenial, tampaknya hal yang memotivasi mereka adalah networking dan kesempatan untuk memberikan influence dengan komunitas lain.

"Ini menunjukan penciptaan modal sosial dan kesempatan untuk mendapatkan pelatihan dan peluang untuk kemajuan yang mengarah pada karir. Akhirnya, jelas bahwa kepuasan kerja dan aktualisasi diri adalah elemen penting," papar Nurlela.

Professor Anne Gregory, dari Huddersfield Business School menambahkan, penelitian ini menghasilkan model teoretis yang memberikan informasi proses pengelolaan employee influencers dan dapat diimplementasikan dalam perusahaan.

Model tersebut terdiri dari hub komunikasi yang bertindak sebagai enabler dan fasilitator yang dapat melayani dan menengahi kepentingan dan kebutuhan influencer dan BUMN.

Secara praktis, ini berarti employee influencers diberikan panduan dan prosedur operasi standar (SOP) oleh pusat komunikasi yang juga menyediakan informasi dan konten yang dapat diposting atau dibagikan melalui media sosial dan saran tentang cara melakukannya secara efektif.

Baca Juga: HTM dan Jadwal Nonton Top Gun: Maverick di CGV Jakarta Central Park, Sudirman dan Bella Tera Lifestyle Center

Panduan dan SOP juga merupakan 'langkah keamanan' penting yang memastikan bahwa pemberi pengaruh tidak mendistribusikan informasi yang dibatasi atau rahasia tentang perusahaan.

Ini tidak berarti bahwa perusahaan memiliki kendali penuh atas media sosial employee influencers: mereka memiliki kebebasan untuk membagikan atau memposting informasi perusahaan sesuai dengan pedoman dan dengan memperhatikan pengetahuan mereka tentang followers mereka.

Sharing hasil riset ini disosialisasikan bekerja sama dengan PERHUMAS dan dihadiri oleh Ketua Umum, Boy Kelana Soebroto.
Menurut Boy, hasil riset sangat bermanfaat dan dapat diaplikasikan untuk praktisi PR di Indonesia untuk mengembangkan strategi komunikasi internal yang strategic dan berdampak.***

Halaman:

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x