GALAMEDIA - Elon Musk menuduh Twitter telah melakukan pelanggaran material dari perjanjian merger.
Miliuner ini mengancam akan menarik tawarannya untuk membeli Twitter jika perusahaan jejaring sosial itu gagal memberikan data akun palsu.
Musk memiliki hak untuk tidak melanjutkan kesepakatan, menurut dokumen yang diajukan pihak Musk ke regulator sekuritas.
Baca Juga: Piala Presiden 2022 Siap Dimulai, Ketum PSSI Naikkan Hadiah Juara Jadi Rp 3 Miliar
Dokumen pengajuan tersebut menandai eskalasi pernyataan Musk yang sebelumnya telah menyoroti perihal akun palsu yang bisa menimbulkan pembatalan kesepakatan sebesar 44 miliar dolar AS untuk mengambil alih Twitter.
Ancaman tersebut juga menandai pernyataan Musk yang disampaikan secara tertulis untuk pertama kali dan bukan mengunggahnya melalui platform media sosial Twitter.
Sebelumnya pada April, Musk menyetujui kesepakatan untuk membeli Twitter. Namun pada pertengahan Mei, ia mulai menyinggung mengenai kekhawatirannya terhadap akun palsu yang beredar di Twitter.
Baca Juga: Jelang HUT Bhayangkara ke-76, Polres Subang Sumbang 146 Labu Darah
Sebelumnya, Musk juga telah mengatakan melalui akun Twitter-nya bahwa dirinya bisa membatalkan kesepakatan jika kekhawatirannya tidak ditangani.
Menurut Musk, jumlah bot sebenarnya mungkin empat kali lebih banyak dari perkiraan yang diberikan Twitter.