Kepala BNPB RI Kunjungi Garut, Pastikan Penanganan Bencana di Masa Tanggap Darurat Berjalan Lancar

- 19 Juli 2022, 20:35 WIB
Kepala BNPB RI, Letjen TNI. Suharyanto, saat meninjau kondisi terkini lokasi banjir di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Selasa 19 Juli 2022.
Kepala BNPB RI, Letjen TNI. Suharyanto, saat meninjau kondisi terkini lokasi banjir di Kampung Dayeuhandap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Selasa 19 Juli 2022. /Agus Somantri/Galamedianews/

GALAMEDIANEWS- Bencana banjir dan longsor yang menerjang sebagian Kabupaten Garut pada Jumat 15 Juli 2022 lalu mendapat perhatian berbagai pihak.

Bahkan orang nomor satu di Indonesia pun, Presiden Joko Widodo, menaruh perhatian serius dan meminta agar penanganan bencana pada masa tanggap darurat berjalan dengan lancar.  

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) RI, Letjen TNI. Suharyanto, mengatakan dirinya sengaja diutus oleh Presiden Joko Widodo ke Kabupaten Garut untuk memastikan bahwa penanganan bencana, khususnya di masa tanggap darurat agar berlangsung lancar dan tertib sebagaimana mestinya.    

Baca Juga: FAKTA Jet Tempur RI Buatan Korea Jatuh Sebanyak 2 Kali

"Keselamatan dan kebutuhan hidup dasar masyarakat selama masa tanggap darurat menjadi prioritas utama," ujarnya usai meninjau permukiman warga terdampak banjir di Kampung Dayeuh Handap, Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Garut Kota, Kabupaten Garut, Selasa 19 Juli 2022.

Menurut Suhartanto, bahwa bencana tanah longsor dan banjir di Kabupaten Garut tersebut setidaknya telah merendam rumah warga hingga merusak sejumlah infrastruktur, namun saat ini sudah mulai surut airnya. Dan sejauh ini, terangnya, bencana tersebut tidak menimbulkan korban jiwa.  

"Memang ada 1 yang meninggal tetapi itu karena sakit stroke, kemudian ada beberapa infrastruktur yang rusak termasuk rumah-rumah masyarakat yang terendam, tentu saja kita akan melaksanakan langkah-langkah penanganan," ucapnya.

Baca Juga: KEREN, Pasar Atas Baru Kota Cimahi Dipasangi Layar Monitor Website e-Pasar

Suharyanto menyebutkan, setelah tanggap darurat nanti, kemudian akan dikaji segala kebutuhan yang harus dilakukan. Pemerintah daerah, lanjutnya, dibantu unsur TNI, Polri, Kodim dan Polres Garut dibawah arahan Danrem 062/Tarumanagara akan melakukan langkah-langkah pasca tanggap darurat.

Suharyanto menuturkan, berdasarkan kajian sementara ada beberapa rumah warga yang harus direlokasi. Rata-rata warga yang harus dipindahkan ini bermukim di pinggiran sungai. Ia menilai, jika masyarakat tetap tinggal di daerah tersebut ditakutkan ketika banjir terjadi lagi, daerah tersebut akan terdampak kembali.

"Sekarang sedang tahap negosiasi, dikasih pemahaman agar mau direlokasi," katanya.

Baca Juga: DBD Merenggut 10 Nyawa Warga Kabupaten Bandung Barat

Suharyanto mengatakan, sambil menunggu relokasi juga ada masyarakat-masyarakat yang harus meninggalkan rumahnya.

Menurutnya, akan disiapkan rumah-rumah kontrakan oleh pemerintah daerah, dan nanti dari BNPB akan membantu dana penghunian atau dana yang digunakan untuk mengontrak selama masa menunggu proses relokasi.

Setelah semuanya beres, ungkap Suharyanto, pihaknya akan melaksanakan kaji ulang bekerja sama dengan pemerintah daerah, pemerintah provinsi agar bencana yang sama tidak kembali terulang. Pemerintah daerah sendiri, menurutnya, telah memiliki rencana terkait relokasi permukiman warga yang berada di sekitar aliran sungai di Kabupaten Garut.

Baca Juga: Trend Olahraga Lari di Indonesia Semakin Meningkat, Klub Lari Ini Berikan Kesempatan Marathon Keluar Negeri

"Beberapa permukiman penduduk yang rawan terhadap banjir berlokasi di pinggiran Sungai Cimanuk, Sungai Cipeujeuh, Sungai Ciwalen, dan lainnya," ucapnya.

Suharyanto menyebutkan, bahwa Garut merupakan tipikal daerah yang memiliki ketinggian sehingga rawan terjadi longsor. Selain itu, tambahnya, sungai-sungai yang ada di Garut pun sudah banyak yang dangkal, sehingga hal tersebut harus dipikirkan untuk solusi jangka panjangnya.

"Agar di kemudian hari apabila terjadi hujan yang sama, dampak yang ditimbulkannya minimal tidak seperti sekarang, semakin kecil semakin kecil bahkan bisa berkurang dan hilang sama sekali," ujarnya.

Baca Juga: Contoh Kesan Pesan untuk Kakak OSIS MPLS 2022 Singkat dan Bisa Bikin Haru

Suharyanto menambahkan, pemerintah juga akan melakukan kajian terkait penyebab banjir. Pihaknya akan bekerja sama dengan pemerintah kabupaten dan provinsi dalam mengatasi lahan kritis di Garut. Ia juga mendorong Kapolres Garut, Kejari Garut hingga Ketua Pengadilan Garut mengkaji berbagai unsur pelanggaran.

"Semua akan dikaji lagi, dan tentunya akan ada penegakan hukum bila memang terdapat pelanggaran di sana. Nanti pemerintah juga akan memperkerat aturan terkait pengeluaran ijin-ijin soal pengelolaan lahan," katanya.

Meluap Dua Sungai Besar
Sementara itu, Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman, menuturkan bahwa Kabupaten Garut memiliki 3 sungai besar, dan meluapnya dua sungai besar yakni Sungai Cimanuk dan Sungai Cikaengan menjadi salah satu penyebab banjir Jumat lalu. Namun yang paling utama yang menyebabkan bencana menurutnya adalah Sungai Cimanuk.

Baca Juga: Harga Tiket Masuk Pulau Komodo Rp 3,75 Juta! Berlaku 1 Agustus 2022

"Ada 5 anak Sungai Cimanuk, pertama adalah Sungai Cikandang, Sungai Cikandang ini menyebabkan banjir di daerah Cikajang, kemudian ada Sungai Ciwalen yang di Garut kota masih di Garut kota adalah Sungai Cipeujeuh, masih juga di Garut Kota adalah Sungai Cikendi dan ada juga beberapa anak sungai lain yang ini hampir yang saya sebutkan tadi semuanya meluap," ucapnya.

Helmi menyebutkan, bencana banjir ini menyebabkan beberapa rumah warga terendam bahkan ada yang hanyut. Selain itu, beberapa fasilitas umum juga seperti jalan, jembatan, masjid dan lain-lain terkena dampak. Helmi mengatakan, akibat dari meluapnya Sungai Cimanuk ini membuat beberapa kecamatan yang terlewati oleh sungai ini terdampak.

"Sehingga ada beberapa kecamatan yang terkena musibah yang berjumlah 14 kecamatan, sedangkan desanya ada 90 desa dan kelurahan, dan kalau dilihat titiknya ada 137 titik kejadian banjir dan longsor jadi ada banjir dan longsor," katanya.

Halaman:

Editor: Dicky Mawardi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x