"Milangkala ke 109 Paguyuban Pasundan adalah momen yang tepat untuk evaluasi pengurus besar hingga pengurus cabang dan anak cabang, mari kita berkontemplasi sudah sejauh mana yang kita lakukan, apakah kita diam di tempat, maju atau bahkan mundur," ungkap dia.
Selain evaluasi hal yang tidak kalah penting sambung Prof Didi adalah reposisi. Kendati Paguyuban Pasundan bukan bagian dari partai politik dan tidak akan menjadi partai politik tapi memiliki sikap politik.
Ia pun meminta kepada seluruh pengurus Paguyuban Pasundan untuk turut berkontribusi bagi kemajuan Republik Indonesia. Mengingat Paguyuban Pasundan memiliki potensi kesejarahan terutama dalam bidang politik dan pendidikan dan hal ini harus selalu dijaga.
"Kita harus memberikan kontribusi bagi negara, sebagaimana para pendahulu kita seperti Otto Iskandardinata dan Djuanda yang namanya harum atas jasa-jasanya, semoga akan lahir Otto Iskandardinata dan Djuanda baru," tambahnya.
"Persaingan di depan semakin berat, mari kita bangun karakter pantang menyerah dan petarung, karena hanya orang yang memiliki karakter tersebut yang bisa memberikan pengaruh kepada orang-orang disekelilingnya," tandasnya.
Terakhir Prof Didi juga mengatakan bahwa makna dari Milangkala 109 Paguyuban Pasundan adalah tekad untuk mengembalikan kejayaan Paguyuban Pasundan.
Baca Juga: Bupati Bogor Nonaktif Ade Yasin Minta Hakim Batalkan Dakwaan KPK Soal Suap ke BPK Jabar
"Kiprah Paguyuban Pasundan begitu besar, namun hal ini tidak dijual dan tidak disosialisasikan, maka saat ini waktunya kita goong nabeuh maneh, kita jual dan sosialisasikan peran Paguyuban Pasundan, sehingga akan terasa perjuangan pendahulu kita yang dapat diwariskan kepada generasi saat ini dan yang akan datang," pungkasnya.
Adapun Ketua Pelaksana Milangkala ke 109 Paguyuban Pasundan Dr.M.Budiana., MS.i mengatakan bahwa sebelumnya Paguyuban Pasundan juga telah menggelar seminar bersama Kejati Jabar dalam rangkaian Milangkala ke 109 Paguyuban Pasundan.