Paguyuban Pasundan Milangkala ke 109, Perkuat Kolaborasi Demi Kemajuan Nusa dan Bangsa

- 20 Juli 2022, 15:16 WIB
Ketua PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi menjadi pembina upacara pada peringatan milangkala ke 109 dengan tema "Ngindung ka waktu ngabapa ka jaman" di halaman Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Rabu, 20 Juli 2022./Darma Legi/Galamedianews
Ketua PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi menjadi pembina upacara pada peringatan milangkala ke 109 dengan tema "Ngindung ka waktu ngabapa ka jaman" di halaman Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Rabu, 20 Juli 2022./Darma Legi/Galamedianews /

GALAMEDIANEWS - Pengurus Besar Paguyuban Pasundan menggelar upacara memperingati milangkala ke 109, di halaman Gedung Paguyuban Pasundan, Jalan Sumatera, Kota Bandung, Rabu, 20 Juli 2022.

Tema yang diambil organisasi yang telah berdiri sejak 20 Juli 1913 itu adalah "Ngindung ka waktu ngabapa ka jaman".

Ketua PB Paguyuban Pasundan, Prof. Dr. H.M. Didi Turmudzi M.Si. turut menjadi pembina upacara.

Ia pun menyampaikan kegembiraan dan rasa syukur mengingat pandemi Covid 19 telah melandai sehingga kegiatan upacara dapat dilaksanakan secara langsung dengan suasana kekeluargaan.

Baca Juga: KPK Seret Ade Yasin Tanpa Bukti, Pengacara: Dakwaan Dugaan Suap ke BPK Tidak Cemat!

"Milangkala ke 109 ini mengajak seluruh warga pasundan untuk saling bersama-sama, urang sabilulungan, sapapait, samamanis sacilaka," tuturnya.

Prof Didi mengajak kepada pengurus dan anggota Paguyuban Pasundan untuk terus memperkuat organisasi dan berkolaborasi bagi kemajuan nusa dan bangsa.

"Kita disatukan oleh Paguyuban Pasundan, maka dari itu kita harus memelihara dan mengembangkan Paguyuban Pasundan," tuturnya.

Dikatakan Prof Didi, Paguyuban Pasundan memiliki visi untuk mengangkat harkat dan martabat serta misi memerangi kemiskinan dan kebodohan dengan mengembangkan budaya sunda dan agama Islam.

"Milangkala ke 109 Paguyuban Pasundan adalah momen yang tepat untuk evaluasi pengurus besar hingga pengurus cabang dan anak cabang, mari kita berkontemplasi sudah sejauh mana yang kita lakukan, apakah kita diam di tempat, maju atau bahkan mundur," ungkap dia.

Baca Juga: Spoiler One Piece Chapter 1054: Apa Tujuan Shank Berada di Laut Dekat Wano? Kejutan One Piece Segera Terungkap

Selain evaluasi hal yang tidak kalah penting sambung Prof Didi adalah reposisi. Kendati Paguyuban Pasundan bukan bagian dari partai politik dan tidak akan menjadi partai politik tapi memiliki sikap politik.

Ia pun meminta kepada seluruh pengurus Paguyuban Pasundan untuk turut berkontribusi bagi kemajuan Republik Indonesia. Mengingat Paguyuban Pasundan memiliki potensi kesejarahan terutama dalam bidang politik dan pendidikan dan hal ini harus selalu dijaga.

"Kita harus memberikan kontribusi bagi negara, sebagaimana para pendahulu kita seperti Otto Iskandardinata dan Djuanda yang namanya harum atas jasa-jasanya, semoga akan lahir Otto Iskandardinata dan Djuanda baru," tambahnya.

"Persaingan di depan semakin berat, mari kita bangun karakter pantang menyerah dan petarung, karena hanya orang yang memiliki karakter tersebut yang bisa memberikan pengaruh kepada orang-orang disekelilingnya," tandasnya.

Terakhir Prof Didi juga mengatakan bahwa makna dari Milangkala 109 Paguyuban Pasundan adalah tekad untuk mengembalikan kejayaan Paguyuban Pasundan.

Baca Juga: Bupati Bogor Nonaktif Ade Yasin Minta Hakim Batalkan Dakwaan KPK Soal Suap ke BPK Jabar

"Kiprah Paguyuban Pasundan begitu besar, namun hal ini tidak dijual dan tidak disosialisasikan, maka saat ini waktunya kita goong nabeuh maneh, kita jual dan sosialisasikan peran Paguyuban Pasundan, sehingga akan terasa perjuangan pendahulu kita yang dapat diwariskan kepada generasi saat ini dan yang akan datang," pungkasnya.

Adapun Ketua Pelaksana Milangkala ke 109 Paguyuban Pasundan Dr.M.Budiana., MS.i mengatakan bahwa sebelumnya Paguyuban Pasundan juga telah menggelar seminar bersama Kejati Jabar dalam rangkaian Milangkala ke 109 Paguyuban Pasundan.

"Malam ini kami juga akan menggelar pertunjukan seni tradisi longser dan wayang golek, di halaman Paguyuban Pasundan sebagai wujud perhatian tinggi dari Paguyuban Pasundan pada seni dan budaya," ucapnya.

Adapun Paguyuban Pasundan adalah organisasi budaya Sunda yang berdiri sejak 20 Juli 1913 yang terus bergerak dalam bidang pendidikan, sosial-budaya, politik, ekonomi, kepemudaan, dan pemberdayaan perempuan.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah