BIKIN PUYENG, TPA Sarimukti Berakhir, Penggantinya Belum Beroperasi, Ini Langkah Pemkab Bandung

- 13 Januari 2023, 07:20 WIB
Kepala DLHK Kabupaten Bandung, Asep Kusumah menanggapi berakhirnya TPA Sarimukti serta strategi pengolahan sampah
Kepala DLHK Kabupaten Bandung, Asep Kusumah menanggapi berakhirnya TPA Sarimukti serta strategi pengolahan sampah /galamedia news


GALAMEDIA NEWS- Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) Sarimukti Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat merupakan tempat pembuangan dari wilayah Bandung Raya yakni Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat.

Kini kondisinya sudah mengkhawatirkan, selain sudah penuh over kapasitas karena tumpukan sampah yang membludak, juga sudah masa kontrak berakhir tahun 2023 dan diperpanjang hingga tahun 2024.

Kini permasalahan sampah itu menjadi hal serius untuk segera ditangani dan itu pun yang dirasakan Kabupaten Bandung, kini pejabat disana putar otak bagaimana mengantisipasi berakhirnya TPA Sarimukti tersebut.


TPA Sarimukti Penuh


Pemerintah Kabupaten Bandung agak bisa sedikit bernafas setelah adanya perpanjangan TPA Sarimukti yang habis tahun ini diperpanjang menjadi tahun 2024.
Perpanjangan TPA Sarimukti itu juga dengan ditambah luas areal TPA nya 20 hektar.

Sebagai gantinya, sudah disiapkan TPPAS Legoknangka di Kecamatan Nagreg Kabupaten Bandung yang rencananya akan mulai operasional pada 2024.  

Kepala DLHK Kabupaten Bandung, Asep Kusumah mengungkapkan ada dua alternatif pendekatan darurat sampah yang disiapkan Pemkab Bandung.

"Kami sudah pikirkan akan ada masa transisi peralihan dari TPAS dari Sarimukti ke Legoknangka," katanya kepada wartawan Kamis kemarin.

Baca Juga: HASIL TERBARU Petronas Malaysia Open 2023 Minions Gagal, Anthony Ginting, Apriyani-Fadia Lolos Perempat Final



Pengolahan Sampah

Menurut Asep langkah yang dilakukan dengan pengolahan sampah seperti yang diamanatkan oleh Perda No 1 tahun 2022 tentang Pengolahan Sampah.
Pengolahan dilakukan mulai dari berbasis individu, rumah tangga, RW, Desa, kecamatan dan berbasis kawasan.

"Amanat undang-undang ini diperkuat juga dengan dukungan program dan pendanaan. Seperti program bank sampah tematik, ada bintek sekaligus bantuan untuk pengadaan sirkular ekonomi, ada pengadaan magot, budi daya lele dan lain sebagainya," urai Asep.

Pada level desa, lanjut Asep, dalam empat tahun terakhir Pemkab Bandung sudah membangun lebih dari 50 TPS 3R (Tempat Pembuangan Sampah Sementara Reduce, Reuse, Recycle). Asep mengatakan TPS 3R akan dibangun lagi tahun 2023 ini di lebih dari 8 titik, dengan pendanaan bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) atau pun sumber dana lainnya.

Baca Juga: Bleach Thousand Year Blood War, Kabar tentang Cour Kedua Anime Akan Segera Tiba

Sementara untuk skala kawasan juga ada program Pusat Edukasi Pengolahan Sampah (Puspa) di Kelurahan Jelekong Kecamatan Baleendah, yang sekarang diperkuat selesainya pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Cicukang-Oxbow di Desa Mekarrahayu, Kecamatan Margaasih, Kabupaten Bandung yang didukung pemerintah pusat lewat program ISWMP (Improvement of Solid Waste Management to Support Regional and Metropolitan Cities).

Tahun 2023 juga rencana akan dibangun TPST di Citaliktik Soreang dan di Jelekong Baleendah dengan kapasitas masing-masing 10 sampai 20 ton.

Tahun 2024 juga rencananya akan dibangun lagi TPST di Kecamatan Nagreg dan di eks TPA Babakan Kecamatan Arjasari, dengan kapasitas lebih besar 30-50 ton.


Bupati ke Jerman

Dalam rangka penanganan sampah Bupati Bandung Dadang Supriatna melakukan benchmarking komparatif ke Jerman berkaitan dengan pemanfaatan teknologi untuk pemanfaatan sampah.

Dari hasil benchmarking ke Stuttgart Jerman tersebut pihaknya mendapatkan gambaran bagaimana nilai sampah itu tidak hanya pada satu nilai, tapi ada produk turunannya.

Baca Juga: Inilah 5 Kelemahan Kepribadian Ekstrovert

"Dari sampah bisa menghasilkan listrik, bahan baku untuk aspal campuran, juga core-nya di Jerman itu sampah bisa dijadikan pasokan kebutuhan air panas. Jadi di Jerman itu memanfaatkan teknologi panas dari boiler, kemudian mereka distribusikan air panas tersebut sampai radius 260 kilo lebih," tutur Asep.

Perusahaan pengolah sampah En-BW-Kraftewrk Stuttgart di Jerman ini mampu mensuplai kebutuhan pasokan air panas untuk warga Jerman.

"Hasil studi ini menjadi inspirasi buat kita, yang tentu disesuaikan dengan keberadaan dan kebutuhan di Kabupaten Bandung," ujar Asep.

Pasca kunjungan, kata Asep, sudah ada pertemuan antara pihaknya bersama tim LO dari Jerman untuk penjajakan lebih mendalam secara teknis. Terkait dengan investasi lahan, peta tumpukan sampah, kemudian kebutuhan sesuai karakteristik di Kabupaten Bandung.

Asep menambahkan, pada tahun ini pihaknya juga akan merealisasikan teknologi ramah lingkungan untuk pemusnah residu. Pemusnah residu ini dapat memusnahkan sampah-sampah yang sudah tidak masuk ke pengolahan organik, baik komposter maupun magot.

Baca Juga: FITNAH Putra Ahok, Ayu Thalia Tak Perlu Jalani Penahanan

"Jadi, untuk pemusnah residu ini sudah terpilah untuk sampah anorganik yang bernilai ekonomis lewat bak sampah daur ulang, sisanya akan di tangani dalam pendekatan teknologi ramah lingkungan," terangnya.

Dalam menerapkan teknologi sampah ini perlu kehati-hatian bagi Pemkab Bandung untuk pemanfaatan teknologi karena pengolah sampah syaratnya yang cukup ketat yakni ramah lingkungan, operasional yang teruji, dan menghasilkan produk-produk turunan yang bermanfaat.***

Editor: Ryan Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x