Perang Antar Klan Menghancurkan Komunitas Muslim Mindanao di Filipina

- 18 Februari 2023, 21:22 WIB
Foto arsip kelompok pembebasan Moro MILF di Filipina/Althea Ballentes/DW News
Foto arsip kelompok pembebasan Moro MILF di Filipina/Althea Ballentes/DW News /

GALAMEDIANEWS - Perang antar klan merupakan hal yang paling merusak komunitas. Perang klan menyebabkan konflik antar generasi dan mencegah anak-anak perempuan pergi ke sekolah. Kondisi tersebut terjadi di Filipina.

Perjanjian damai antara Front Pembebasan Islam Moro (MILF) dan pemerintah Filipina telah mengakhiri konflik bersenjata selama puluhan tahun di Mindanao. Namun, perang antar klan masih menjadi ancaman bagi perdamaian dan pembangunan di wilayah tersebut, para ahli memperingatkan.

Perang klan, atau rido, adalah permusuhan berulang antara keluarga dan kelompok-kelompok terkait yang ditandai dengan serangkaian tindakan kekerasan dan pembalasan. Sebagai pembalasan, seluruh keluarga dapat menjadi sasaran, menciptakan spiral kekerasan yang berujung pada konflik antargenerasi.

"Pemerintah baru [Bangsa Moro] menjanjikan perdamaian dan keamanan di wilayah ini. Namun rido adalah salah satu faktor utama yang dapat menghancurkan proses perdamaian," ujar Yasmira Moner, profesor manajemen konflik di Mindanao State University, sebagaimana dikutip dari DW News pada Sabtu, 18 Februari 2023.

Baca Juga: 6 Tempat Wisata Kuliner di Bekasi (Part 1)


"Jika masalah rido tidak diatasi, kekerasan dapat menyebar ke komunitas lain dan menjadi konflik berskala besar," jelasnya.

Perjanjian damai tersebut berujung pada pembentukan wilayah administratif lima provinsi, Wilayah Otonomi Bangsa Moro di Mindanao Muslim (BARMM).

Membebaskan diri dari lingkaran setan balas dendam

"Kekerasan antar klan, yang dikenal sebagai rido, berakar pada perebutan kekuasaan antara kepala suku sebelum masa penjajahan. Pada saat itu, mereka yang berkuasa memiliki kekuatan ekonomi dan politik yang besar, yang mereka jalankan melalui angkatan bersenjata (milisi) mereka sendiri. Kemudian, kolonial Amerika Serikat menggunakan rido untuk mengadu domba keluarga-keluarga dan melemahkan perlawanan terhadap pemerintahan kolonial," jelas Yasmira Monar.

Halaman:

Editor: Shiddik Zaenudin

Sumber: DW


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x