Emas 'Rebound' Usai Anjlok di Tengah Suramnya Data Ekonomi Akibat Covid-19

- 13 Agustus 2020, 06:57 WIB
Ilustrasi emas. (Pixabay)
Ilustrasi emas. (Pixabay) /Pixabay

GALAMEDIA - Harga emas merangkak naik pada akhir perdagangan Rabu (Kamis 13 Agustus 20200 pagi WIB). Sebelumnya, pada kemarin harga emas mencatat penurunan terburuk dalam tujuh tahun terakhir.

Penurunan tersebut dipengaruhi data ekonomi yang suram memunculkan kekhawatiran atas perlambatan pandemi Covid-19.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi COMEX New York Mercantile Exchange, bangkit 2,7 dolar AS atau 0,14 persen menjadi ditutup pada 1.949,00 dolar AS per ounce. Emas berjangka anjlok 93,4 dolar AS atau 4,58 persen menjadi 1.946,3 dolar AS sehari sebelumnya, 11 Agustus 2020.

Baca Juga: Siapkan Payung, Wilayah Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan Ringan Siang hingga Sore

Emas berjangka juga terangkat 11,7 dolar AS atau 0,58 persen menjadi 2.039,70 dolar AS pada Senin, 10 Agustus 2020, setelah jatuh 41,4 dolar AS atau 2,00 persen menjadi 2.028,00 dolar AS pada Jumat, 7 Agustus 2020. Berbalik dari kenaikan 20,1 dolar AS atau 0,98 persen menjadi 2.069,40 dolar AS pada Kamis 6 Agustus 2020.

"Penurunan emas (Selasa) adalah koreksi yang sehat. Ini memungkinkan lebih banyak orang untuk masuk, sehingga harga akan naik lagi dan pada akhir tahun kita akan melihat tertinggi baru sepanjang masa dengan emas mungkin 2.500 dolar AS per ounce," terang Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures di Chicago.

"Kami memiliki semua faktor fundamental yang mendukung emas," katanya.

Baca Juga: Peristiwa 13 Agustus: Tembok Berlin Mulai Dibangun Hingga Penangkapan Kepala SKK Migas

"Federal Reserve AS akan tetap dovish untuk jangka waktu yang lama, mereka telah mengatakan bahwa mereka akan membiarkan inflasi naik di atas target mereka," tambah dia ditulis Antara.

Langkah stimulus besar cenderung mendukung emas, yang sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi.

Sebuah laporan yang dirilis oleh Departemen Tenaga Kerja AS pada Rabu, 12 Agustus 2020 menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (IHK) naik 0,6 persen pada Juli, yang mendukung emas.

Kekhawatiran atas kerusakan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi sehingga ekonomi Inggris menyusut dengan rekor 20,4 persen pada kuartal kedua mendukung daya tarik emas bersama dengan melemahnya dolar, yang turun 0,3 persen.

Baca Juga: Paul Pogba Bikin Kejutan, Teken Kontrak Baru Tapi Bukan dengan Manchester United

"Ekonomi global masih menghadapi sejumlah masalah yang memiliki kapasitas untuk mendukung emas," kata James Steel, kepala analis logam mulia di HSBC dalam sebuah catatan.

"Ini termasuk risiko geopolitik dan stimulasi moneter dan fiskal yang sedang berlangsung. Faktor-faktor ini akan menahan penurunan lebih lanjut," sambung dia.

Semua mata tertuju pada paket bantuan virus corona AS setelah pembicaraan antara Gedung Putih dan Demokrat di Kongres gagal pekan lalu.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman September turun 7,0 sen atau 0,27 persen, menjadi ditutup pada 25,979 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober turun 12,2 dolar AS atau 1,26 persen menjadi menetap pada 959,2 dolar AS per ounce.***

Editor: Lucky M. Lukman


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x