GALAMEDIANEWS - Baru-baru ini publik merasa kecewa dengan kualitas layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) yang mengalami lumpuh total selama 4 hari.
Kelompok peretas LockBit mengklaim sebagai dalang di balik gangguan layanan di Bank Syariah Indonesia (BSI). Mereka juga mengklaim telah mencuri data-data milik BSI, termasuk data nasabah.
"Pada 8 Mei kami menyerang Bank Syariah Indonesia dan menyetop semua layanannya. Manajemen bank malah berbohong ke nasabah dan partner, dan menyebut ini sebagai 'technical work' yang sedang dilakukan di bank. Kami juga menginformasikan selain membuat lumpuh bank, kami juga mencuri sekitar data sebesar 1,5 TB," tulis LockBit.
Menurut Alfons Tanujaya, Pengamat keamanan siber di Vaksincom, Peretas LockBit tidak menggertak dan dapat membuktikan bahwa mereka memang berhasil mencuri dan mengenkripsi 1,5 TB data Bank Syariah Indonesia (BSI).
Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Real Madrid vs Getafe di Liga Spanyol, Mulai Kick-Off pada Pukul 02.00 WIB
Sebagaimna dilansir dari media Deutsche Welle, LockBit memang merupakan geng Ransomware yang tangguh dan merupakan serangan ransomware yang "dominan" di kuartal pertama tahun 2022, dengan persentase 38% dari seluruh serangan. LockBit juga membocorkan rincian 200 korban di periode yang sama.
Di antara data yang dicuri LockBit dari BSI adalah 9 basis data yang berisi data pribadi lebih dari 15 juta pelanggan dan karyawan, termasuk nomor telepon, alamat, nama, informasi dokumen, jumlah akun, nomor kartu, transaksi, dan lain-lain. LockBit juga mengklaim memiliki kata sandi untuk semua layanan internal dan eksternal bank.
Baca Juga: Direkomendasikan Luis Milla, I Putu Gede Juni Antara Direkrut Persib Bandung