3. Student Hidjo Karya Marco Kartodikromo
Berbeda dari kedua karya diatas, karya ini menceritakan tentang pendidikan pribumi pada masa kolonial Belanda. Penindasan budaya dan pendidikan yang dilakukan pada masa itu, membuat Hidjo sang tokoh utama memperjuangkan martabat dan identitas bangsa Indonesia.
Setelah membaca karya ini, pembaca akan diberikan sebuah kesadaran tentang betapa pentingnya pendidikan dan bersyukur atas kebebasan berpendidikan saat ini.
4. Tetralogi Pulau Buru Karya Pramoedya Ananta Toer
Kumpulan empat buku (tetralogi) ini sudah lama menjadi perbincangan. Sempat berhenti diedarkan pada sekitar tahun 1988, karya Pramoedya Ananta Toer sudah dapat beredar dengan bebas.
Menceritakan tentang beberapa tokoh nyentrik seperti Minke (nama samaran dari tokoh Tirto Adhi Soerjo), dan juga Nyai Ontosoroh.
Buku-buku ini memiliki cerita keterkaitan satu sama lain dengan mengungkapkan banyak kejadian bersejarah. Kompleksitas dalam Tetralogi Pulau Buru, seolah menjadi saksi atas berbagai kejadian pada masa kolonial Belanda.
Karya pertama dari Tetralogi ini adalah Bumi Manusia, yang sudah tayang di layar kaca silam. Namun, perlu diketahui bahwa ekranisasi (adaptasi dari karya tulis ke film) biasanya tidak sama persis. Oleh karena itu, penting untuk membaca bukunya secara menyeluruh.***